Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar uang Jakarta, Selasa pagi, bergerak naik melewati angka batas psikologis Rp9.090 per dolar AS menjadi Rp9.087/9.092 dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya pada Rp9.095/9.098 per dolar AS. Analis Valas PT Bank Niaga Tbk, Noel Chandra, di Jakarta, mengatakan rupiah pada pekan ini diperkirakan akan bisa menembus level Rp9.050 per dolar AS melihat peluang ke arah sana cukup besar. Membaiknya rupiah didukung oleh pasar saham regional yang terus meningkat dipicu oleh bursa Wall Street yang berimbas ke pasar saham Indonesia, katanya. Selain itu, lanjutnya, aktifnya investor asing menempatkan dana di pasar uang seperti Surat Utang Negara, Surat Perbendaharaan Negara (SPN) dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) juga sangat memberikan sentimen positif terhadap pergerakan rupiah. Apalagi di pasar domestik tidak ada gejala politik yang menimbulkan aksi sehingga rupiah dengan mantap terus menguat, katanya. Rupiah, katanya, akibat besarnya faktor positif yang mendukungnya sejak pekan lalu mata uang lokal itu sebenarnya sudah bisa mendekati level Rp9.000 per dolar AS, bahkan melampaui, namun Bank Indonesia (BI) masih belum berkenan rupiah mencapai angka tersebut. Karena itu, pergerakan rupiah yang menguat hingga melewati angka batas psikologis Rp9.090 per dolar AS sebelumnya dalam beberapa hari ini agak tertahan akibat intervensi BI di pasar, ucapnya. Menurut dia, rupiah menjelang penutupan pasar sempat mencapai Rp9.085 per dolar AS namun kemudian sedikit melemah hingga posisinya menjadi Rp9.087 per dolar AS. Hal ini disebabkan pelaku lokal masih melihat reaksi pelaku asing apakah akan merubah arah yang semula membeli rupiah kemudian beralih ke dolar AS yang melemah terhadap euro. Euro terhadap yen menguat menjadi 161,85 (162,43), dan euro terhadap dolar AS menjadi 1,3530, dolar AS juga turun terhadap yen menjadi 119,60. Ia mengatakan, pasar saham regional yang membaik mengakibatkan sejumlah indeks menguat seperti indeks Nikkei Jepang naik 0,7 persen, indeks Kospi, Korea Selatan menguat 0,2 persen dan indeks SP/ASX 200, Australia melonjak 0,3 persen. Kenaikan indeks tersebut didukung oleh merosotnya yen terhadap euro yang memicu pendapatan eksportir Jepang meningkat, ucapnya. (*)

Copyright © ANTARA 2007