Kupang (ANTARA News) - Penumpang Kapal KM Sabuk Nusantara, Theresia Olivier mengeluhkan dugaan pungutan liar (pungli) di kapal yang ditumpanginya dari Kupang menuju Pulau Leti, Maluku Barat Daya kepada Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

"Harga tiket kami dari Kupang menuju ke Maluku Barat Daya per orang Rp30 ribu, tetapi saat di dalam kapal, kami sering dimintai uang tambahan," katanya kepada Menhub yang tengah meninjau Pelabuhan Tenau, Kupang, Sabtu.

Theresia mengadukan hal tersebut saat Budi menyempatkan berbincang-bincang dengan sejumlah pedagang dan para penumpang kapal lain di dermaga Tenau Kupang.

Theresia mengaku terkadang biaya tambahan yang dimintai oleh sejumlah petugas di atas kapal akibat banyaknya barang bawaan yang dibawa oleh para pedagang yang memang membawa komoditas dari Leti atau sebaliknya untuk berjualan di kedua daerah tersebut.

"Kasihan kalau para pedagang yang sudah membawa banyak barang harus membayar uang tambahan lagi," ujarnya kepada Menhub.

Menanggapi hal tersebut Menhub Budi mengimbau para penumpang termasuk Theresia untuk menolak terhadap pungutan liar.

"Kalau ada yang minta-minta uang tambahan jangan dikasih. Hal itu melanggar hukum," kata Budi.

Sementara itu ketika ditanya terkait apakah ada pungli di wilayah NTT khususnya di pelabuhan-pelabuhan, ia mengatakan, hal tersebut masih ditelusuri.

Namun, ia berharap tidak ada pungli terjadi di NTT.

Dalam kunjungan kerja tersebut Menhub sempat membeli madu asli dari seorang pedagang ang menjualnya dengan harga Rp100 ribu per botol.

Ia pun mengaku secara keseluruhan merasa senang dengan banyaknya orang yang menggunakan pelabuhan.

Budi berjanji akan melakukan perbaikan jika ditemukan kekurangan dalam pelayanan di pelabuhan tersebut.

Apalagi, lanjutnya, Kapal Sabuk NUsantara merupakan kapal yang digunakan sebagai penghubung jalur transportasi laut antarprovinsi.

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016