Jakarta (ANTARA News) - Pegiat masyarakat anti-diskriminasi Denny JA dalam karya puisi berjudul "Tuhan dan Pilkada DKI" dibacakan sejumlah sastrawan di pelataran parkir Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Minggu malam.

Sekitar 20 pekerja seni, penyair, deklamator, sutradara bergantian membaca puisi Denny JA. Isu yang diangkat dalam puisi juga sangat beragam. Namun benang merah buku puisi itu soal harapan agama yang ramah dan Indonesia Tanpa Diskriminasi.

Ical dari Taman Sastra Cikini selaku koordinator pembacaan puisi dalam keterangan persnya menyatakan, acara ini merupakan kegiatan rutin sebulan sekali di TIM agar puisi dapat diketahui publik.

"Sengaja kami pilih pelataran parkir agar kesannya merakyat. Bahkan konsep acara kami outdoor. Jika hujan, pasti terganggu. Namun selama ini lancar saja," ujarnya.

Panitia, kata Ical, menetapkan topik tertentu setiap bulannya. Bulan oktober ini mengangkat puisi Denny JA karena temanya sesuai dengan spirit Sumpah Pemuda dan Satu Indonesia.

Ical menyebutkan yang dominan dibacakan malam ini memang puisi Denny JA. Namun dibacakan pula karya penyair lain seperti Toety Heraty, Soebagyo  Sastrowardoyo, Hartojo Andang Djaya.

Diantara pembaca puisi Denny JA, terdapat nama yang sudah lama malang melintang dunia seni seperti Iwan Burnani dari Bengkel Teater Rendra, Ismail SS, penyair Fatin Hamamah, dan juga pendatang baru seperti pekerja seni Monica Anggi JR, Mae Shafira.

Sementara itu, Denny JA mengatakan, ia sengaja memilih judul bukunya "Cintai Manusia Saja". "Sejak lama saya ingin ikut berikhtiar menyentuh hati orang lain. Bahwa kita menyintai manusia saja, terlepas dari agama, suka, ras dan aneka latar belakang sosialnya," ujarnya.

Buku puisi "Cintai Manusia Saja"  adalah buku karya Denny JA yang ke-25.  Tak menyangka, sambung Denny, dalam tempo 4 tahun, ia berhasil menghasilkan total dua puluh lima buku puisi.

Denny juga membuat karya budaya lain: film layar lebar, layar pendek, teater, lukisan hingga lagu. Film layar lebarnya, "Mencari Hilal" memenangkan tujuh nominasi FFI 2015.

"Karya budaya  saya, juga banyak hasil riset saya sesungguhnya berada dalam payung yang sama : Indonesia Tanpa Diskriminasi," katanya.

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016