Probolinggo (ANTARA News) - Atlet bulu tangkis asal Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Sri Rahmawati berhasil meraih medali emas dalam kejuaraan bulu tangkis internasional "Bahrain International Challenge 2016" di Segaya, Bahrain, 27-30 Oktober 2016.

Ketua Umum Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Kabupaten Probolinggo, Prijono, pada Rabu mengaku sangat bersyukur atas prestasi yang diraih oleh atlet binaannya yang menorehkan prestasi di tingkat internasional.

"Saat ini Sri Fatmawati sudah benar-benar menjadi pemain tingkat dunia. Setelah di Bahrain ini, mudah-mudahan prestasi-prestasi tingkat dunia lainnya bisa diraih oleh Sri dan tentunya poinnya terus bertambah untuk meningkatkan peringkatnya di dunia," katanya di Kabupaten Probolinggo.

Atas prestasi itu, lanjut dia, Pengkab PBSI Probolinggo berharap agar Pengurus Besar PBSI dapat mempertimbangkan atlet asal Kabupaten Probolinggo itu masuk ke pemusatan pelatihan nasional (pelatnas).

"Kami mohon dukungan dan doa seluruh masyarakat Kabupaten Probolinggo supaya Sri bisa menjadi juara dunia dan mengharumkan nama Kabupaten Probolinggo, walaupun secara klub Sri sudah menjadi anggota klub Jayaraya," tuturnya.

Final kejuaraan "Bahrain International Challenge 2016", Sri Fatmawati bertemu dengan atlet bulu tangkis Indonesia Asti Dwi Widyaningrum. Dalam pertandingan puncak itu, pengalaman atlet asal Desa Tamansari, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo tersebut mampu mengungguli rekan senegaranya dengan skor 21-14 dan 21-16.

Pada babak sebelumnya, siswa SMAN 1 Dringu itu sukses mengalahkan wakil dari Mesir yakni Mahrani dengan skor 21-15 dan 21-16. Sedangkan di babak delapan besar, melalui pertandingan yang ketat, dia mampu mengalahkan Arundahati Pantawane dari India dengan skor 21-18 dan 21-15.

"Terima kasih atas doa dan dukungan yang telah diberikan, sehingga saya mampu meraih medali emas. Semoga dengan modal ini, kedepannya banyak prestasi yang lebih tinggi di tingkat internasional yang bisa saya raih," kata Sri Fatmawati kepada sejumlah media.

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016