New York (ANTARA News) - Kurs dolar AS melemah untuk sesi kedua berturut-turut terhadap sebagian besar mata uang utama pada Rabu (Kamis pagi WIB), di tengah meningkatnya ketidakpastian tentang pemilihan presiden AS minggu depan.

Greenback telah bertahan di tertinggi delapan bulan, karena spekulasi pasar untuk kenaikan suku bunga pada Desember setelah Hillary Clinton memenangkan pemilu.

Namun, para investor yang telah lama mempertahankan taruhan kemenangan Clinton telah terguncang sejak Federal Bureau of Investigation (FBI) mengumumkan rencananya pada Jumat lalu untuk menyelidiki surat-surat elektronik penemuan terbaru yang terkait dengan Clinton.

Keunggulan Clinton atas rivalnya dari Partai Republik, Donald Trump, telah menyempit secara signifikan sejak berita itu muncul pada Jumat lalu, menurut hasil jajak pendapat dari RealClearPolitics.

Para analis mengatakan greenback di bawah tekanan karena pasar mulai mempertimbangkan kandidat presiden Trump.

Sementara itu, The Fed mempertahankan suku bunga acuannnya tidak berubah pada Rabu setelah mengakhiri pertemuan kebijakan moneter dua hari, sejalan dengan ekspektasi pasar.

Indeks dolar, yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,38 persen menjadi 97,330 pada akhir perdagangan Rabu.

Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1096 dolar AS dari 1,1059 dolar AS, dan pound Inggris naik menjadi 1,2294 dolar AS dari 1,2240 dolar AS. Dolar Australia naik menjadi 0,7661 dolar AS dari 0,7649 dolar AS.

Dolar AS dibeli 103,28 yen Jepang, lebih rendah dari 104,00 yen di sesi sebelumnya. Dolar AS turun tipis menjadi 0,9728 franc Swiss dari 0,9745 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3388 dolar Kanada dari 1,3385 dolar Kanada. Demikian laporan Xinhua.

(UU.A026)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016