Jakarta (ANTARA News)- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar uang Jakarta, Rabu sore, naik tajam 24 poin mendekati level Rp9.050 menjadi Rp9.063/9.065 per dolar AS dibanding dengan penutupan hari sebelumnya pada Rp9.087/9.091. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta mengatakan perburuan rupiah oleh pelaku lokal dan asing makin ramai, sehingga mata uang lokal itu melonjak tajam, sekalipun Bank Indonesia (BI) tetap mengawasi pergerakan mata uang itu. BI cenderung membiarkan kenaikan rupiah, melihat aktifnya pelaku lokal dan asing membeli rupiah di pasar uang, katanya. Rupiah, lanjut Kostaman, mendapat respon pasar yang cukup besar menjelang penutupan sore, sehingga mata uang lokal mengalami kenaikan yang cukup berarti. Namun kenaikan rupiah yang agak cepat ini harus dicermati agar tidak menjadi masalah dikemudian hari, karena ini merupakan taktik dari pelaku pasar untuk mencari keuntungan yang lebih baik, katanya. Menurut dia, kenaikan rupiah sebenarnya diluar perkiraan, karena sebelumnya BI selalu menjaga likuditas rupiah agar tetap stabil pada kisaran antara Rp9.050 hingga Rp9.100 per dolar AS, melihat kecenderungan pasar terhadap rupiah sangat positif. Namun rupiah sejak awal pekan hingga Rabu mendapat dukungan pasar yang cukup kuat, sehingga memicu mata uang lokal naik tajam jauh di bawah level Rp9.080 per dolar AS, katanya. Faktor utama yang memicu rupiah, menurut dia, karena pasar saham regional terus membaik yang dipicu oleh menguatnya bursa Wall Street, akibatnya sejumlah indeks saham menguat seperti indeks Nikkei Jepang naik 0,7 persen, indeks Kospi, Korsel menguat 0,3 persen dan indeks SP/ASX 200 Australia melonjak 1,4 persen. Ditanya mengenai dolar AS, ia mengemukakan dolar AS tetap melemah terhadap euro setelah keluarnya data indeks harga konsumen AS yang menekan mata uang asing itu. Pasar saat ini fokus tertuju pada mata uang suatu negara yang memiliki tingkat suku bunga tinggi, seperti euro dan dolar Australia, katanya. Dolar AS turun menjadi 118,82 dari sebelumnya 118,95, euro mencapai 161,25 yen dan euro 1,3575 dari 1,3570 dolar AS. Menurut dia, membaiknya rupiah saat ini menunjukkan bahwa fundamental ekonomi Indonesia cukup baik, meski sektor riil masih belum bergerak, namun aktifnya perbankan menyalurkan kredit kepada masyarakat merupakan salah satu faktor yang mendukung pertumbuhan ekonomi. Karena itu, pemerintah diharapkan akan bisa menggerakkan sektor riil dengan membelanjakan dana Anggaran Pendatapan Belanja Negara (APBN) ke sektor produktif, katanya. Kuatnya dukungan pasar, rupiah diperkirakan akan bisa menembus level Rp9.000 per dolar AS, meski untuk menuju ke sana agak berat, apalagi BI kurang menyukai pergerakan mata uang lokal itu naik lebih jauh. (*)

Copyright © ANTARA 2007