AsiaNet 66388

TOKYO, 2 November 2016 (Antara/Kyodo JBN-AsiaNet) --

Tokyo International Film Festival (TIFF) menayangkan lebih dari 200 film, dengan menyoroti karya dua sutradara ikonik, Mamoru HOSODA dan Shunji IWAI, serta menggelar serangkaian event perbincangan yang menampilkan keduanya dengan tamu khusus mulai 25 Oktober hingga 3 November 2016 di Roppongi Hills dan lokasi lain di Tokyo.

(Foto1: http://prw.kyodonews.jp/prwfile/release/M102849/201611025927/_prw_OI1fl_4u0IBYMa.JPG)


(Foto2: http://prw.kyodonews.jp/prwfile/release/M102849/201611025927/_prw_OI2fl_hF6gepjr.JPG)


(Foto3: http://prw.kyodonews.jp/prwfile/release/M102849/201611025927/_prw_OI3fl_DepjS7Fk.JPG)


(Foto4: http://prw.kyodonews.jp/prwfile/release/M102849/201611025927/_prw_OI4fl_K2w66Z6H.jpg)



Animation Focus tahun ini menyoroti Mamoru HOSODA, sutradara berdaya cipta cemerlang yang karya-karyanya yakni "Summer Wars" (2009) dan "Wolf Children" (2012) merupakan film laris di dalam maupun luar negeri, dan yang mahakarya teranyarnya, "The Boy and the Beast" (2015), menjadi film box-office berpendapatan kotor tertinggi di Jepang pada 2015. TIFF menayangkan 10 karya Hosoda selama 20 tahun berkarir.

Pecinta film dan animasi yang menyaksikan penayangan "Wolf Children" pada 26 Oktober mendapat suguhan istimewa: Baik Hosoda maupun Hirokazu KORE-EDA, sutradara "Nobody Knows" dan "Our Little Sister," naik panggung setelah penayangan film tersebut untuk berbincang-bincang santai mengenai kemiripan dalam karya mereka, seperti tidak adanya sosok ayah, figur ibu yang kuat dan tema keluarga.

Pada 29 Oktober, setelah penayangan "The Dam Keeper" dan "Moom" karya Daisuke "Dice" TSUTSUMI yang masuk nominasi Piala Oscar,  ia berbicara dengan Hosoda tentang pertemuan mereka beberapa tahun silam yang menghasilkan keputusan besar Tsutsumi meninggalkan posisinya di Pixar. Tsutsumi berkata sambil tertawa, "Kalau upaya saya tidak berjalan baik, mungkin Pak Hosoda lah yang harus disalahkan karena ia yang mengatakan kepada saya 'Anda lebih pantas jadi sutradara ketimbang pengarah seni!'"

Dalam bagian Japan Now tahun ini, yang menjadi Director in Focus adalah pencipta terkemuka manca negara Shunji IWAI. Dari karyanya yakni "Love Letter" (1995), yang membawanya ke pentas dunia, hingga mahakarya terakhirnya, "A Bride for Rip Van Winkle" (2016), film-film Iwai terus memiliki kelasnya sendiri.

Pada 28 Oktober, menyusul penayangan sukses "Love Letter" pada TIFF, Iwai muncul bersama aktris pemeran utamanya, Miho NAKAYAMA. Nakayama, yang memerankan dua tokoh utama dalam film tersebut, berkata, "Saya agak khawatir soal apakah saya bisa membedakan peran-peran itu. Saya sarankan setidaknya mengubah tata rambut salah satu tokohnya. Namun sang sutradara berkata, 'Jangan,' dan saya merasa jauh lebih khawatir. Tetapi begitu kami mulai mengambil gambar, saya merasa lebih percaya diri."

Pada hari yang sama belakangan, Iwai kembali naik panggung bersama bintang "Swallowtail Butterfly", Chara, dan disambut dengan aplaus panjang. Kata Chara, "Swallowtail merupakan pengalaman hebat dan saya suka melakukannya. Hidup saya berubah total. Itulah awal dari banyak cerita bagi kami." Iwai mengangguk setuju. "Saya sangat senang bekerja sama," ujarnya.


Sumber: Tokyo International Film Festival (TIFF)

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2016