Jakarta (ANTARA News) - Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid berharap unsur-unsur sejarah lokal dapat dimunculkan dan diperkuat melengkapi pendidikan sejarah di sekolah-sekolah, sehingga menjadi lebih spesifik secara geografis.

"Elemen lokal menjadi penting, kami berharap unsur sejarah lokal dapat dimunculkan dan diperkuat," kata Hilmar, dalam acara penutupan Konferensi Nasional Sejarah ke-10 (KNS X), di Jakarta, Rabu malam.

Konferensi tersebut telah membahas 100 makalah tentang berbagai aspek sejarah maritim dari seluruh Indonesia.

Hilmar berpendapat langkah pembahasan sejarah kebaharian secara nasional tersebut harus ditindaklanjuti dengan konferensi-konferensi di tingkat regional untuk membahas mengenai temuan di daerah.

Temuan-temuan di tingkat regional tersebut dapat digunakan untuk membantu perumusan kawasan-kawasan historis secara cermat, sekaligus mewujudkan pendidikan sejarah yang spesifik secara geografis.

"Misalnya Kepulauan Nusa Utara yang merupakan kawasan pulau-pulau di wilayah Sulawesi Utara dan Maluku Utara sebenarnya satu kawasan secara historis, tetapi selama ini pada acara tingkat nasional kurang muncul sebagai studi kasus, ini yang perlu didalami di tingkat daerah," ujar Hilmar lagi.

Dia juga menjelaskan mengenai sejarah awal mula perdagangan rempah nusantara yang dimulai dari Pulau Run, Banda, Maluku Tengah yang kurang mendapatkan perhatian dalam pendidikan sejarah.

"Kesadaran geografi semacam ini perlu dikembalikan, sehingga peserta didik bisa mengenal lebih baik," katanya pula.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy dalam acara pembukaan KNS ke-10 mengatakan konferensi tersebut diharapkan dapat menumbuhkan rasa bangga kalangan generasi muda terhadap sejarah Indonesia.

KNS merupakan konferensi sejarah yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali, dan pada tahun ini diselenggarakan pada 7 hingga 10 November 2016 dengan mengangkat tema "Budaya Bahari dan Dinamika Kehidupan Bangsa dalam Perspektif Sejarah".

KNS merupakan forum berkumpul para sejarawan, dosen, guru, mahasiswa, komunitas, dan masyarakat peminat sejarah untuk membahas berbagai aspek isu strategis kesejarahan, baik yang berkaitan dengan pembangunan karakter bangsa, pengajaran sejarah maupun perkembangan ilmu sejarah.

KNS X menampilkan 100 pemakalah, terdiri dari 40 pemakalah undangan dan 60 pemakalah melalui mekanisme seleksi.

Pewarta: Calvin Basuki
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016