Jakarta (ANTARA News) - Layaknya film Disney, "Moana" hadir memanjakan mata dan telinga diramu dengan komedi yang menyentuh hati.

"Moana" berangkat dari cerita rakyat kepulauan Pasifik kuno yang mengisahkan tentang seorang remaja yang tinggal di sebuah pulau. Dia sangat ingin berpetualang kelautan, namun keinginannya tersebut terhalang oleh lingkungan dan restu orang tuanya.

Namun, suatu ketika Moana (Auli'i Cravalho) memutuskan untuk berkelana demi menyelamatkan pulau yang dihuninya dari misteri kegelapan yang dibawa oleh dua sutradara Ron Clements dan John Musker yang sebelumnya telah sukses dengan The Little Mermaid dan Aladdin.

""Moana" bercerita tentang seorang perempuan muda yang sedang mencari jati dirinya di mana dia memiliki banyak ekspektasi dari orang tua dan lingkungannya yang berbeda dari apa yang hati dia suarakan," kata aktris dan penyanyi Maudy Ayunda yang menyanyikan soundtrack "Moana" dalam bahasa Indonesia, di Jakarta, Jumat (11/11).

"Ini sesuatu yang sepertinya setiap anak muda atau semua orang mengalaminya, mungkin bukan hanya dari orang tua, mungkin ekspektasi dari pertemanan," sambung dia.

Ditemani ayam jantan Heihei, Moana bertekad menemui manusia setengah dewa angin dan laut Maui (Dwayne Johnson) yang mencuri "jantung" dewi kepulauan Te Fiti yang menyebabkan kerusakan alam secara perlahan, termasuk pada pulau yang dihuni Moana.

Mereka kemudian berlayar menuju Te Fiti. Meski menghadapi sejumlah halangan dan rintangan di lautan, Moana tak pernah putus asa untuk mengembalikan batu hijau yang menjadi jantung Te Fiti ke tempat semula.

Perjalanan mereka penuh aksi, namun juga dibumbui komedi. Pernah berperan dalam film komedi "Tooth Fairy" (2010) sebagai peri gigi, Dowyne Johnson tak kehilangan selera humor meski setelah itu membintangi sederet film laga seperti "G.I Joe: Retaliation", "Fast & Furious 6" dan "Hercules".

Di "Moana" Johnson berhasil membawakan Maui, manusia setengah dewa yang narsis. Bumbu komedi juga kental terasa pada karakter ayam jantan Heihei yang kurang pintar.

Sajian musik

Disney menggandeng Maudy Ayunda untuk menyanyikan soundtrack "How far we go?" dalam bahasa Indonesia "Seberapa jauh ku melangkah".

Maudy menilai lagu tersebut "sangat universal dan intuitif". Tidak hanya dalam bahasa Indonesia, soundtrack lagu tersebut juga dinyanyikan dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa Thailand, bahasa Thai.

Seperti film pendahulunya "Frozen" yang sukses dengan lagu "Let It Go", lagu-lagu di "Moana" juga sangat easy listening. Racikan lagu terasa tidak hanya nikmat didengar, tetapi juga berhasil menyampaikan emosi para karakter.

Penyajian musik bisa dikatakan pas, namun agak sedikit berlebih pada awal cerita dikarenakan rangkaian lagu yang terlalu berdekatan.

Meski demikian, sajian musik di "Moana" terbilang unik dan menarik saat aktor dan pegulat profesional yang dikenal sebagai "The Rock" Dawney Johnson juga ikut mengisi soundtrack dari film tersebut.

Tak hanya Johnson, aktor keturunan Polinesia lainnya, Jemaine Clement, yang mengisi suara monster kepiting Tamatoa, juga menambah kenikmatan sajian musik dengan ikut bernyanyi dalam film yang akan tayang di bioksop Indonesia pada 25 November 2016 itu.

"Kami mau supaya aktor-aktor, musisi, itu kalau bisa dari orang-orang dari Polinesia juga. Ada Jemaine Clement, Dwyne Johnson, Auli'i Cravalho, mereka semua punya akar orang Polynesia," ujar visual development artist Walt Disney Animation Studios asal Indonesia, Griselda Sastrawinata, dalam temu media di Jakarta, Jumat (11/11).

"Ada juga Mark Mancina yang sudah bekerja dengan Disney mulai dari Lion King, Lin Miranda Manuel musisi yang terkenal karena "Hamilton"," lanjut dia.

Pengembangan cerita

Griselda mengungkapkan bahwa kisah "Moana" datang dari sejarah Pasifik kuno. Dari dongeng atau cerita rakyat tersebut diketahui bahwa dulunya orang Polinesia adalah penjelajah samudera.

Namun, tak tahu mengapa sudah seribu tahun lamanya mereka berhenti mengarungi samudera. "Ini menjadi awal kami mengembangkan cerita "Moana"," ujar Griselda.

Walt Disney Animation Studios, menurut Griselda, memang "memaksa" tim produksi ke tempat-tempat bagus untuk penelitian. Setelah membaca cerita rakyat Polinesia, sang sutrada John jatuh hati pada budaya dan keindahan gugusan kepulauan oseania.

Perjalanan ke sejumlah negara di Samudera Pasifik tengah dan selatan, termasuk Fiji, mengawali produksi film tersebut.

Dalam mengembangkan cerita, tim produksi "Moana" kemudian berdiskusi dengan para pakar arkeologi dan antropologi, nelayan, serta seniman tatto yang mereka sebut sebagai "Ocean Story Trust".

"Ini tidak bisa menjadi film seperti sekarang tanpa bimbingan mereka," kata Griselda.

Tak hanya cerita, Disney juga selalu rinci dalam setiap inci, termasuk dari segi desain, untuk mempertajam karakter tokoh di dalam film.

Griselda, orang Indonesia pertama yang diterima di bagian visual art development Walt Disney Animation Studios, menangani urusan desain baju yang disebut "Tapa Cloth".

Untuk membuat baju para karakter, Griselda melakukan penelitian tentang kain Tapa, kain tradisional Fiji, dan benar-benar membuat kain kulit kayu dari Polinesia itu.

"Kain Tapa terbuat dari kulit Murbei, ditumbuk dan dikeringkan, kemudian disatukan," kata dia.

"Saya juga membuat desain baju Tapa dengan pola geometris," sambung dia.

Karya Griselda tersebut kemudian diserahkan kepada modelling department untuk diberikan efek 3D yang kemudian diserahkan kepada departemen lainnya untuk disempurnakan.

Griselda menjelaskan proses produksi "Moana" berawal dari story development team, kemudian visual department, modelling department, rigging team, look departemen, layout department, animator team, tech animator team, effect department dan berujung pada lighting department.

Sehingga, aspek visual pada film "Moana" tak perlu diragukan lagi. Bahkan, "Moana" bisa disebut film animasi Disney yang menampilkan visualisasi sangat real, terlihat dari kulit dan rambut para karakter, hingga gerakan dan kemilau air laut yang tertempa sinar matahari.

"Proses produksi "Moana" memakan waktu 5 tahun tahun dan melibatkan lebih dari 800 seniman dari 25 negara. Kami punya 10 department, dan kami bangga kepada artis-artis yang kami miliki," ujar Griselda.

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016