Batam (ANTARA News) - Sebanyak 47 dari 54 jenazah korban kapal TKI tenggelam di perairan Batam pada 2 November sudah berhasil teridentifikasi oleh tim Disaster Victim Identifikation (DVI) Polda Kepri.

"Hari ini dua jenazah kembali teridentifikasi. Satu laki-laki dan satu perempuan. Sehingga total sudah 47 jenazah teridentifikasi," kata Waka Polda Kepri Kombes Pol Didi Haryono di RS Bhayangkara Batam, Sabtu.

Jenazah pertama atas nama Kurdianto (42) asal Dusun Kemirian RT006/002, Sumber Jeding, Tamanan, Bondowoso, Jawa Timur yang teridentifikasi dari sidik jarik, dental, dan properti yang dikenakan.

Selanjutnya jenazah Satema, perempuan, 44 tahun asal Kaki Panggung, Randu Agung, Lumajang, Jawa Timur yang teridentifikasi dari dental, dan properti yang dikenakan.

"Setelah teridentifikasi, saat ini sedang proses penyerahan pada BNP2TKI agar segera bisa dipulangkan ke daerah asal. Mudah-mudahan Minggu atau Senin bisa dikirimkan pada pihak keluarga," kata dia.

Dengan kembali teridentifikasinya dua jenazah korban asal Jawa Timur tersebut, masih ada tujuh lagi yang masih dalam proses identifikasi di RS Bhayangkara.

"Untuk yang dua jenazah lain kemungkinan segera bisa dirilis identitasnya, kami sudah dapat data pembanding dari pihak keluarga. Untuk lima lainnya kami sudah ambil DNA dan dentalnya, namun belum ada data pembanding," kata Kabid Dokkes Polda Kepri, Jarot Wibowo.

Hingga saat ini, kata dia jenazah teridentifikasi terdiri dari 32 laki-laki dewasa, 14 jenazah perempuan dewasa dan satu jenazah balita perempun.

"Untuk tujuh jenazah yang belum berhasil teridentifikasi saat ini ditangani tim DVI Polda Kepri, karena bantuan tim dari mabes sudah kembali ke Jakarta," kata dia.

Kapal kayu pengangkut TKI ilegal dari Johor Malaysia tersebut mengalami kecelakaan akibat ombak besar saat sudah berada di perairan Batam.

Atas kejadian tersebut sebanyak 54 penumpang ditemukan meninggal dan 41 orang berhasil ditemukan dalam kondisi selamat, enam orang lain belum ditemukan. Korban selamat juga sudah dipulangkan ke daerah asal.

Pewarta: Larno
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016