Bandung (ANTARA News) - Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (PT KA) Edi Sukmoro melakukan inspeksi ke Stasiun Bandung untuk mengecek kesiapan pelayanan angkutan serta penanganan pascabanjir di stasiun utama di Kota Kembang itu, Rabu.

"Hari ini saya melakukan pengecekan pelayanan petugas PTKA di Stasiun Bandung termasuk melihat langkah dan penanganan pasca kejadian banjir yang terjadi pada Minggu lalu," kata Edi Sukmoro di sela-sela inspeksi di Stasiun Bandung.

Dalam inspeksi yang berlangsung sekitar 30 menit itu, Dirut PTKA didampingi Direktur Komersial Bambang Eko Martono, Kepala Daerah Operasi II PTKA Bandung Saridal, VP Coomunication PTKA Agus Komarudin serta Kepala Stasiun Bandung.

Pada kesempatan itu, Edi Sukmoro mendapat penjelasan dari Kadaop II Bandung Saridal terkait pelayanan penumpang di Stasiun Bandung serta penjelasan tentang penanganan genangan yang sempat terjadi pada Minggu (12/11) itu.

"Banjir di Stasiun Bandung itu terjadi sudah ditangani, Kadaop II dan jajarannya telah membuat tanggul sementara dari karung yang diisi pasir di saluran air di sebelah barat stasiun. Tanggul itu secepatnya akan dibuatkan tanggul permanen dari tembok," katanya.

Menurut dia, banjir yang terjadi di Stasiun Bandung itu terjadi karena sungai yang melintasi jalur rel di bagian barat Stasiun Bandung meluber dan debit airnya di atas biasanya sehingga masuk ke areal Stasiun Bandung dan juga Depo yang ada di sana.

Kejadian genangan di Stasiun Bandung itu baru pertama terjadi dalam sepanjang perjalanan pengoperasian kereta api. Penyebabnya adalah curah hujan tinggi yang mengakibatkan saluran air yang melintas di bagian barat stasiun itu meluber.

"Semuanya tertangani, petugas bergerak cepat di lapangan. Untuk menghindari hal serupa terjadi sudah dilakukan penanganan," katanya.

Meski sempat terendam, namun tidak sampai merusak sistem dan perangkat persinyalan. Meski demikian ia meminta Kepala Daop II Bandung untuk melakukan pengecekan perangkat itu.

Lebih lanjut, Direktur Utama PTKA menyebutkan, pihak PTKA Daop II Bandung dan Stasiun Bandung telah melakukan prosedur operasional yang tepat pada saat terjadi genangan banjir di stasiun itu.

Bila terjadi genangan seperti itu, kata dia sesuai standar operasional perjalanan KA dihentikan di stasiun terdekat untuk prosedur keamanan. Prinsipnya mengutamakan keamanan dan keselamatan penumpang dengan menghentikan sementara KA untuk menunggu kondisi aman untuk melintas.

"Saat terjadi banjir seperti itu kita hentikan KA di stasiun terdekat, menunggu jalur aman. Lebih baik terlambat dari pada tidak sampai ke tujuan," katanya.

Pada kesempatan itu, Dirut PTKA juga memberikan beberapa arahan teknis kepada Kadaop II Bandung dan Kepala Stasiun Bandung terkait pelayanan dan penataan di Stasiun Bandung. Termasuk melakukan pengecekan beberapa saluran air di pinggir rel yang menurut dia perlu dibuat lebih dalam lagi.

"Saluran airnya cukup terawat, tapi perlu diperdalam lagi sehingga bisa menampung air lebih banyak lagi," katanya.

Sementara itu terkait pengamanan jalur pada musim penghujan dan cuaca ekstrem, ia mengingatkan jajarannya untuk siap siaga. Menurut dia ia, kesiapsiagaan antisipasi cuaca ekstrem ditangani oleh Direktur IV PTKA dan menyiapkan berbagai perangkat penanganan kedaruratan bencana di jalur rel.

"Di beberapa daerah terdapat kerawanan bencana seperti gerakan tanah, amblasan dan banjir. Termasuk di wilayah Daop II Bandung ini ada 45 titik rawan," katanya.

Ia memerintahkan agar titik rawan bencana tersebut dilakukan pemantauan intensif, bila perlu menempatkan petugas untuk mengawasi di lokasi," kata Edi Sukmoro.

Setelah melakukan inspeksi di Stasiun Bandung, ia melakukan peninjauan jalur selatan Bandung - Garut - Ciawi Tasikmalaya dengan menggunakan KA luar biasa "Rail One".

Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016