Benghazi (ANTARA News) - Sedikit-dikitnya 20 anggota Tentara Nasional Libya (LNA) tewas dan 40 lagi terluka dalam pertempuran dua hari di wilayah timur, Kota Benghazi, kata pejabat rumah sakit, Rabu.

Pertempuran itu terjadi saat LNA, pasukan setia kepada pemerintah di wilayah timur negara itu, berupaya memperluas kendali di kota pelabuhan tersebut dan mengusir pasukan didominasi kelompok keras. Mereka bertempur lebih dari dua hari, lapor Reuters.

Di bawah kepemimpinan Khalifa Haftar, LNA mengambil keuntungan terbesar di Benghazi pada tahun ini, namun masih menghadapi berbagai perlawanan.

Pada Senin, LNA melancarkan serangan di Distrik Guwarsha dan Distrik Ganfouda dan melaksanakan serangan udara serta menyatakan akan meningkatkan peperangan di darat.

Sejumlah pesawat masih terus terbang di atas Benghazi pada Rabu pagi dan sejumlah ambulans yang mengangkut para korban melintas di jalan raya.

Jalan raya yang mengarah ke bagian barat kota di mana bentrokan masih terus terjadi telah ditutup.

Sedikit-dikitnya tujuh orang anggota kelompok militan tewas di Guwarsha, Rabu, demikian kata juru bicara militer Fadel Al Hasisi.

Data mengenai jumlah korban awal dari pihak lawan LNA sampai saat ini masih belum tersedia.

Pada Selasa, bom mobil di dekat pasar sayur di pintu masuk kota itu telah mengakibatkan 14 orang terluka, demikian kata orang kedua di rumah sakit tersebut.

Libya terjerumus dalam pergolakan politik dan konflik setelah pemimpin yang berkuasa cukup lama Muammar Qaddafi terguling dalam pemberontakan lima tahun lalu.

Pada 2014, penentang parlemen dan pemerintahan terbentuk di Tripoli dan di wilayah timur Libya yang keduanya didukung oleh sekutu-sekutu lemah kelompok bersenjata.

Haftar menjadi tokoh dominan bagi beberapa faksi yang bermarkas di wilayah timur Libya.

Sejauh ini mereka berhadapan dengan pemerintah yang didukung pasukan keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang telah menginjakkan kakinya di Tripoli pada bulan Maret lalu. (Uu.M038)

Pada 2014, setidaknya 356 orang telah tewas dalam pertempuran di Benghazi sejak serangan terhadap milisi Islam yang didukung pemerintah.

Lebih dari 200 orang yang tewas adalah tentara - baik anggota tentara reguler atau loyalis kontroversial pensiunan jenderal Khalifa Haftar, kata yayasan Bulan Sabit Merah dan sumber-sumber rumah sakit.

Warga juga menjadi korban, terperangkap dalam baku tembak ketika pasukan bertempur untuk merebut kota timur itu kembali dari milisi yang menguasainya pada Juli 2014.
(Uu.M038/B002)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016