Tangerang (ANTARA News) - Presiden Jokowi untuk kedua kalinya membatalkan rapat terbatas (ratas) di Kantor Presiden Jakarta, salah satunya untuk menghadiri Tanwir I Pemuda Muhammadiyah di Tangerang, Banten, Rabu.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam dua hari terakhir membatalkan agenda ratas yakni ratas dengan topik Tata Niaga Tekstil dan Produk Tekstil dan Rapat Terbatas dengan topik Pengembangan Sumber-Sumber Air dan Alat Mesin Pertanian dan Permodalan Petani Melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Presiden hadir di acara Tanwir I Pemuda Muhammadiyah pada sekitar pukul 17.00 WIB.

Menurut Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil A. Simanjuntak, kehadiran Presiden pada acara penutupan sore ini merupakan bentuk apresiasi Presiden atas kiprah Pemuda Muhammadiyah dalam partisipasinya membangun bangsa dan negara.

"Tentu kami menyambut baik dan hormat kesediaan Presiden hadir memberikan amanat kebangsaan sekaligus menutup acara," kata Anin, sapaan akrab Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah.

Ia menegaskan bahwa Pemuda Muhammadiyah dipastikan akan terus menjaga keberagaman dan menjaga toleransi.

"Pemuda Muhammadiyah dipastikan akan menjaga keberagaman, menjaga toleransi," ujarnya.

Ia menambahkan Tanwir I tersebut juga mencetuskan Khittah Cipondok 2016 dengan diksi "Nalar Kebaruan" Pemuda Muhammadiyah yang salah satunya berisi tentang merawat keberagaman dan integritas kejujuran.

"Kami punya 24 madrasah antikorupsi di seluruh Indonesia. Indonesia punya banyak orang pintar, orang cerdas, tapi sedikit orang punya integritas kejujuran sebagai profil utama," tuturnya.

Dalam Tanwir I tersebut, tema yang diangkat yakni Meninggikan Akhlak, Membumikan Dakwah untuk Indonesia yang Berkemajuan.

Pada kesempatan yang sama Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan Muhammadiyah berterima kasih pada Presiden yang sudah mencari solusi atas satu kasus yang menyita perhatian yakni dugaan penistaan agama.

"Semoga kita bisa berjiwa besar untuk melangkah ke depan menjadi bangsa berkemajuan. Jujur suasana yang terlalu berlarut lama seperti ini tidak positif untuk psikologi bangsa kita dan juga dampak dari peristiwa ini luas baik sosial, budaya, ekonomi harus terawat dan tidak terpengaruh," katanya.

Ia juga menggarisbawahi tentang pentingnya membangun keadaban publik yang belakangan ini rusak karena pengaruh melalui media sosial, relasi sosial, bahkan suasana yang sumpek, dan mudah terpicu sesuatu.

"Kami percaya masih banyak anak muda yang bersih dan berhati lurus untuk membangun keadaban publik," tegasnya.

Presiden Jokowi saat memberikan sambutannya menegaskan kembali soal pentingnya menjaga dan merawat keberagaman di Indonesia.

"Jangan sampai ada satupun yang tidak menyadari itu, kita ingin ingatkan bahwa kita memang beragam," kata Presiden.

Presiden kemudian menutup secara resmi acara tersebut.

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016