Denpasar (ANTARA News) - Pimpinan Bank Indonesia (BI) Denpasar I Ketut Sanjaya menilai ada peningkatan indikator kinerja perbankan dan pertumbuhan ekonomi Bali, namun belum mampu mendorong pergerakan sektor riil di daerah wisata ini. Kondisi itu tercermin masih tingginya angka tingkat pengangguran yang semakin membengkak dan tingkat rumah tangga miskin yang mencapai level 6,04 persen dan 17,9 persen, kata Pimpinan BI Denpasar, I Ketut Sanjaya di Denpasar Sabtu. Jumlah penduduk Bali yang bekerja sebenarnya bertambah banyak, dimana jumlah angkatan kerja di Bali Agustus 2006 tercatat 1.990.476 orang, bertambah 2,04 persen jika dibandingkan Pebruari 2006 sebanyak 1.950.654 orang. Sementara penduduk yang bekerja hanya 1.870.288 orang atau meningkat 1,27 persen dari Pebruari sebelumnya. Adanya kenaikan jumlah penduduk yang bekerja lebih kecil dari angkatan kerja baru sehingga ada penambahan pengangguran. Ia mengatakan, porsi jumlah orang menganggur menjadi sebanyak 16.358 orang akhir 2006 atau mencapai 6,04 persen, prosentase angka pegangguran itu bertambah banyak jika dibandingkan periode Pebruari sebelumnya hanya 5,3 persen. Sementara jumla rumah tangga miskin di daerah kunjungan turis Internasional Bali Mei 2006 tercatat 147.044 rumah tangga (RT) dengan rincian 44.507 RT untuk golongan sangat miskin, 70.705 rt miskin dan 31.832 hampir miskin. Bali yang terdiri atas delapan kabupaten dan satu kota, penduduk di kabupaten Buleleng memiliki terbanyak RT miskin yakni 47.908 RT, menyusul Karangasem sebanyak 41.826 RT dan Denpasar paling sedikit kemiskinannya yakni 4.159 RT. Untuk mengurangi membengkaknya angka pengangguran dan kemiskinan, Sanjaya mengatakan, perlu dikembangkan sistem pembangunan yang berbasis pemberdayaan UMKM (Usaha menengah kecil dan mikro) guna menciptakan lapangan kerja produktif. Peran UMKM sangat strategis dalam perekonomian secara nasional karena berdasarkan data BPS 2006, jumlah UMKM 48,9 juta atau 99 persen dari unit

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007