Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengajak investor Taiwan untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi industri mesin dan perlengkapan manufaktur dengan terus meningkatkan investasi dan mengembangkan bisnis di Indonesia.

“Melalui kerja sama bilateral, kami ingin juga melihat industri manufaktur Indonesia ke depannya dapat menghasilkan produk-produk yang bernilai tambah tinggi dengan menggunakan teknologi mesin dan perlengkapan yang canggih sehingga mampu berdaya saing di pasar domestik dan global,” kata Airlangga melalui keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.

Pasalnya, Taiwan merupakan salah satu pemasok utama untuk penyedia mesin manufaktur bagi pasar Indonesia selama lima tahun terakhir. Nilai impor mesin manufaktur dari Taiwan mencapai 79,68 juta dollar AS pada tahun 2015.

Sebelumnya, sejumlah pemimpin perusahaan asal Taiwan bertemu dengan Presiden Joko Widodo yang didampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution serta Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong di Kompleks Istana Negara.

Para investor tersebut berasal dari berbagai sektor seperti energi, manufaktur, farmasi dan perikanan.

Airlangga berharap, melalui peningkatan kerja sama ekonomi Indonesia-Taiwan, akan mendorong naiknya volume perdagangan kedua negara, dimana tahun 2015 mencapai 8,9 miliar dollar AS yang mencakup ekspor sekitar 3,03 miliar dollar AS dan impor sebesar 5,9 miliar dollar AS

Pemerintah Indonesia selalu terbuka dan memperhatikan minat dan perhatian pihak manapun yang serius berminat investasi di Indonesia. Untuk itu, Kementerian Perindustrian mendukung realisasi investasi Taiwan terutama di industri manufaktur.

“Kami siap memfasilitasi para investor Taiwan yang akan berinvestasi dan mengembangkan bisnisnya di Indonesia, terlebih lagi telah terlaksananya deregulasi dan paket kebijakan ekonomi yang memudahkan untuk berusaha,” papar Airlangga.

Wakil Presiden Eksekutif Taiwan External Trade Development Council (TAITRA), Simon Wang mengatakan, mesin-mesin yang dihasilkan Taiwan seperti mesin bubut dan mesin pokok diklaim memiliki kualitas yang setara dengan produk Jepang, namun harganya 15 persen lebih murah.

“Pada periode Januari-Desember 2015, total penyerapan mesin bubut dari Taiwan di Indonesia sebesar 11,44 juta dollar AS. Sedangkan mesin pokok, kontribusi produk Taiwan mencapai 9,97 juta dollar AS,” ungkapnya.

Pewarta: Sella Gareta
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016