Sidoarjo (ANTARA News) - Semburan lumpur panas dari proyek PT Lapindo Brantas Inc, di Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim), membuat tanggul utama (cincin) di dekat pusat semburan jebol lagi pada Minggu. Menurut Ketua Unit Desain dan Supervisi Tim Nasional Penanggulangan Semburan Lumpur Sidoarjo (Timnas PSLS), Arie Setyadi, di Sidoarjo, jebolnya tanggul utama itu, karena kondisi tanah tanggul lembek, setelah diguyur hujan, sehingga tanggul setinggi sekira 20 meter itu labil. "Karena hujan terus mengguyur sejak Sabtu malam, akhirnya tanggul utama di titik 47 (KM 47) jebol, dan lumpur mengalir ke arah Siring, tepatnya di 'pond' Jatirejo. Kami saat ini melakukan pengebutan untuk mengatasi jebolnya tanggul tersebut, dan diharapkan tanggul yang jebol ini, hari ini akan bisa diatasi," katanya. Aliran lumpur dari jebolnya tanggul di titik 47 itu mengarah ke barat tepatnya di Desa Siring, Kecamatan Porong, sehingga lumpur kembali mengancam rel Kereta Api (KA). Apabila, tidak segera diatasi, maka luapan kumpur akan meluber ke rel. Selain, tanggul cincin jebol di KM 47, juga terjadi luberan lumpur dari KM 44 pada Minggu pagi. Untuk mengatasi jebolnya tanggul dan luberan lumpur itu, Timnas dan Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) terus melakukan perbaikan dan peninggian tanggul. Tiga alat berat dikerahkan di titik 47 untuk mengatasi tanggul yang jebol itu. Sementara itu, warga Perum Tanggulangin Sejahtera (TAS) I yang tergabung dalam Tim 16 menggelar istighotsah di Masjid Agung Sidoarjo sebagai tanda rasa syukur atas ganti rugi lahan dan pekarangannya. Istighosah yang diselenggarakan sejak pukul 10.00 WIB itu diikuti seluruh warga Perum TAS I, kurang lebih sekira 1.000 orang. Kegiatan ini dihadiri oleh beberapa anggota DPR RI Komisi II dan V, DPRD Jawa Tmur, dan DPRD Sidoarjo. Menurut Sujari, salah satu warga Perum TAS RW2/RT13, acara istighosah ini untuk mensyukuri tuntutan warga yang telah dipenuhi oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono, meskipun pembayaran ganti rugi "cash and carry" dengan uang muka 20 persen. "Apa yang menjadi tuntutan kami, ternyata sudah dipenuhi oleh Bapak Presiden. Oleh karena itu, sebagai wujud rasa syukur itu kami warga sepakat untuk mengadakan syukuran dan berdoa agar lumpur segera dapat diselesaikan," katanya. Sujari juga mengungkapkan bahwa Tim 16 sudah berterima kasih dengan ganti rugi kami yang telah dipenuhi dan berjanji tidak akan melakukan aksi lagi setelah tuntutan ganti rugi dipenuhi. "Mungkin setelah acara ini, kami warga Perum TAS I khususnya Tim 16 berjanji tidak akan berunjuk rasa lagi. Kami sudah berterimakasih sekali atas tuntutan kami yang telah dipenuhi," ujarnya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007