Jakarta (ANTARA News) - Lionel Messi nyaris mengalami nasib seperti dialami mendiang 19 pemain klub Brasil Chapecoense karena sebelum kejadian pesawat jatuh di Kolombia itu, Messi juga menumpangi pesawat yang sama dengan pesawat yang membawa para pemain dan ofisial Chapecoense serta para wartawan peliputnya.

Ironisnya, saat itu pun pesawat menghadapi masalah serupa, yakni kehabisan bahan bakar. Bedanya, pesawat yang ketika itu ditumpangi Messi lolos dari masalah, sedangkan saat membawa Chapecoense masalah serupa telah mengakibatkan pesawat jatuh.

Menurut situs berita Brasil, Folha de Sao Paulo, saat itu Messi yang terbang menuju Buenos Aires bersama tim nasional Argentina setelah pertandingan Pra Piala Dunia melawan Brasil di Sao Paulo, hanya berjarak 18 menit dari kematiannya.

Situs berita Folha de Sao Paulo menyimpulkan peristiwa itu setelah mengutip data dari FlightRadar 24.com bahwa penerbangan yang membawa Messi tinggal beberapa menit saja mengalami nasib serupa dengan para pemain Chapecoense.

Perjalanan dari Brasil ke ibu kota Argentina Buenos Aires itu memakan waktu empat jam empat menit. Pesawat itu sendiri hanya bisa terbang selama empat jam 22 menit dalam kondisi bahan bakar penuh.

Padahal pihak berwenang Argentina sendiri mensyaratkan ada beda 45 menit antara jarak penerbangan dengan kapasitas bahan bakar.

Jika menuruti ketentuan otoritas penerbangan Argentina itu, seharusnya pesawat itu menyediakan bahan bakar cadangan untuk 23 menit dari kemampuan terbang normalnya itu. Ini artinya, pesawat pembawa Messi dkk itu secara teoritis sudah kekurangan bahan bakar.

Pekan lalu pesawat sama dengan yang membawa Messi cs itu jatuh setelah usaha pengisian bahan bakar di perbatasan Brasil-Bolivia ditolak karena bandara kecil itu tidak beroperasi setelah tengah malam.

Pesawat carteran yang terbang demi pertandingan final Copa Sudamericana itu juga harus menunggu izin mendarat dari bandara Medellin di Kolombia namun sudah kehabisan bahan bakar sebelum bisa mendarat.

Laporan awal menunjukkan bahwa pesawat itu terbang 20 menit lebih lama dari kapasitas maksimumnya.

71 orang tewas akibat kecelakaan ini, termasuk 19 pemain Chapecoense yang hendak bertanding pada final Copa Sudamericana. Trofi ini sendiri kemudian dianugerahkan kepada Chapecoense sebagai unjuk solidaritas kepada derita klub itu yang kehilangan hampir seluruh kekuatannya, baik pemain maupun manajemen klub.


Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016