Sydney, Australia (ANTARA News) - Gempa berkekuatan 7,7 Skala Richter (SR) yang mengguncang Kepulauan Solomon pada Jumat memicu goncangan besar dan peringatan tsunami, namun tidak ada laporan mengenai kerusakan serius menurut para pejabat setempat.

Pusat Peringatan Tsunami Pasifik awalnya menyatakan kemungkinan terjadinya gelombang tsunami "besar, berbahaya", memaksa para penduduk desa mengungsi ke lokasi lebih tinggi.

Namun dalam tiga jam peringatan tersebut diturunkan setelah ancaman berlalu tanpa adanya insiden besar.

Pusat gempa yang terjadi pukul 04.38 berada di 68 kilometer di barat Kirakira, ibu kota provinsi di Kepulauan Solomon, pada kedalaman 48 kilometer menurut lembaga survei geologi Amerika Serikat (US Geological Survey/USGS).

Listrik padam di beberapa daerah dan beberapa rumah beratap jerami dilaporkan roboh akibat gempa tersebut.

Donald Tehimae, seorang pejabat di kantor kepolisian Kirakira, mengatakan sebagian besar kerusakan yang ditimbulkan ringan.

"Beberapa rumah rusak, tapi tidak ada yang terluka. Di kantor polisi ada banyak dokumen gudang yang runtuh," katanya.

Suzy Sainovski, petugas lembaga bantuan World Vision di ibu kota Honiara, mengatakan getarannya menakutkan.

"Gempa membangunkan saya. saya di tempat tidur dan saat itu gelap dan itu membuat saya merasa seperti berada dalam kotak korek api yang sedang digoyang-goyang," katanya kepada kantor berita AFP.

"Saya merasa sepertinya pondasi hotel bergerak bergelombang. Guncangannya berlangsung beberapa waktu, 30 sampai 45 detik. Pintu lemari goyang, tapi tidak ada yang berjatuhan."

"Ketika melihat keluar dari jendela saya saat mulai terang, saya tidak melihat ada gedung yang rusak."


Pusat di lepas pantai


Hugh Glanville, ahli seismologi dari Geoscience Australia yang sedang bertugas, mengatakan pusat gempa di lepas pantai dan daerah yang penduduknya jarang membantu menekan dampak gempa.

"Sejauh yang kami tahu tidak ada laporan kerusakan besar," katanya kepada AFP.

"Ada satu tsunami kecil, gelombangnya kurang dari setengah meter. Mereka tiba melalui sebagian besar Solomon dan Vanuatu dan tingkat ancamannya hilang atau sudah berlalu."

"Alasan kita hanya mengalami sedikit kerusakan saat gempa besar di daerah ini adalah batas lempengnya lepas pantai," tambah dia.

"Pusat gempa yang berada 100 kilometer di lepas pantai membuatnya berbeda."

USGS menyatakan sebelumnya bahwa gempa kemungkinan menyebabkan beberapa korban dan kerusakan, mengingatkan tinggi gelombang bisa sampai satu hingga tiga meter melampaui level pasang bisa terjadi di bagian-bagian Solomon.

Lembaga itu juga mengingatkan bahwa beberapa pantai di Vanuatu, Papua Nugini, Nauru, Kaledonia Baru, Tuvalu dan Kosrae, serta Hawaii, berisiko terdampak sebelum menyatakan ancamannya telah berlalu.

Kepulauan Solomon yang berada di timur Papua Nugini dan berpenduduk 500.000 lebih rawan gempa dan telah dengan baik mempersiapkan aksi untuk menghadapi guncangan besar.

Tahun 2007, gempa dengan magnitudo 8,0 merenggut 52 jiwa dan menyebabkan ribuan orang kehilangan rumah ketika menyebabkan tsunami 10 meter.

Sedikitnya 10 orang tewas ketika gempa 8,0 SR lain terjadi tahun 2013, menyebabkan kerusakan properti luas.

Kepulauan Solomon merupakan bagian dari "Cincin Api" Pasifik, zona aktivitas teknonik yang sering mengalami gempa dan erupsi vulkanik. Wilayah itu termasuk bagian dunia yang secara seismik paling aktif.


Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016