Oslo, Norwegia (ANTARA News) - Perjanjian damai antara pemerintah Kolombia dengan sejumlah kelompok gerilyawan Marxist akan membantu penyelesaian persoalan mafia perdagangan kokain, kata Presiden Kolombia, Juan Manuel Santos, menjelang acara penerimaan Hadiah Nobel Perdamaian 2016, di Oslo.

Santos menyebut Nobel Perdamaian tersebut sebagai "hadiah dari surga."

Santos mengatakan berakhirnya konflik yang telah berlangsung selama lima dekade dengan korban tewas mencapai 220.ooo tersebut akan berdampak besar bagi perbaikan ekonomi dan lingkungan.

"Penghargaan ini muncul seperti hadiah dari surga karena memberi kami dorongan yang besar," kata Santos dalam konferensi pers merujuk pada penghargaan Nobel yang diumumkan pada Oktober, atau beberapa hari setelah rakyat Kolombia menolak kesepakatan damai dalam referendum.

Para pengamat pada saat itu menduga pernolakan itu terjadi karena rakyat menganggap kesepakatan dari Santos terlalu memberi keuntungan bagi kelompok-kelompok gerilyawan.

Hadiah Nobel membantu berjalannya perundingan baru untuk merevisi versi pertama, yang ditandatangani pada bulan lalu antara pemerintah dengan Pasukan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC), kata Santos.

Kongres kemudian meratifikasi kesepakatan tersebut. Namun di sisi lain, Santos menolak desakan untuk menggelar referendum baru.

Dalam perjanjian damai itu, FARC berjanji akan membantu para petani berhenti menanam koka yang menjadi bahan dasar kokain dan menggantinya dengan tanaman legal. Santos menceritakan, pihak otoritas yang pernah mengunjungi lokasi pertanian koka itu disambut dengan tembakan "para penambak jitu dan ranjau darat."

FARC juga berjanji akan menghentikan serangan terhadap pipa minyak dan membantu pengawasan terhadap pembalakan hutan dan penambangan liar.

"Ada banyak keuntungan dalam hal perang melawan narkoba dan lingkungan," kata Santos. Kolombia merupakan eksportir kokain paling besar di dunia meski pemerintah setempat mengeluarkan anggaran besar untuk menghentikannya.

Santos tidak keberatan atas tidak diundangnya perwakilan FARC dalam acara pemberian Hadiah Nobel Perdamaian, di mana dia akan menerima sebuah medali emas, sertifikat Nobel, dan cek bernilai delapan juta crown Swedia.

Para gerilyawan dilarang meninggalkan Kolombia dan masuk dalam daftar hitam teroris di banyak negara. Sebelum diumumkan, banyak orang mengira hadiah Nobel akan dibangi antara Santos dengan pemimpin FARC, Rodrigo Londono.

"Semangan dan jiwa mereka akan hadir di sini," kata Santos sambil menambahkan bahwa FARC akan diwakili oleh seorang pengacara asal Spanyol.

Santos berharap kemajuan perundingan damai antara pihaknya dengan kelompok gerilyawan lain yang lebih kecil, Tentara Pembebasan Nasional.

Dia mensyaratkan agar kelompok itu membebaskan tahanan mereka terlebih dahulu.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016