Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia melihat kondisi perekonomian triwulan IV/2016 lebih baik dari perkiraan sebelumnya sehingga pada periode terakhir 2016 ekonomi domesik diperkirakan tumbuh mendekati 5,0 persen.

"Awalnya kami memerkirakan kuartal IV sebesar 4,8 persen tapi sekarang kuartal-III menurut BI sudah bisa mendekati lima persen jadi angkanya sekitar 4,9 persen lebih," kata Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara di Jakarta, Jumat,

Menurut Mirza, perbaikan ekonomi di sisa tahun ini dipengaruhi tiga hal. Pertama, sesuai trennya, belanja pemerintah di kuartal-III meningkat dibanding kuartal sebelumnya sehingga menambah stimulus fiskal bagi perekonomian.

Kedua, lanjut Mirza, perbankan sudah mulai mengakhiri era konsolidasinya. Sehingga kredit perbankan di akhir tahun ini telah gencar. Pasokan kredit perbankan ini juga banyak terdongkrak karena permintaan swasta akibat realisasi belanja pemerintah.

"Angka pertumbuhan kredit di Oktober dan November 2016 itu sudah lebih baik," ujarnya. Menurut data BI, kredit perbankan pada November 2016 tumbuh 8,5 persen, lebih tinggi dari Oktober 2016 yang sebesar 7,5 persen.

Faktor ketiga adalah perbaikan kinerja ekspor. Membaiknya ekspor, lanjut Mirza, karena meratanya pemulihan harga komoditas. Meskipun turun, neraca perdagangan Indonesia pada November 2016 mencatat surplus 840 juta dolar AS. Sedangkan Oktober 2016, suprlus 1,21 miliar dolar AS.

"Jadi geliat ekonomi sudah mulai kelihatan, dan kami lihat sebagai pemulihan yang terus berlanjut," ujar dia.

Secara akumulasi, BI memperkirakan ekonomi Indonesia pada 2016 akan tumbuh 5 persen. Pada tahun depan, pertumbuhan ekonomi diperkirakan terakselerasi ke 5--5,4 persen.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016