Jakarta (ANTARA News) - Duta Besar Rusia Untuk Turki Andrey Karlov yang ditembak mati di galeri foto di Ankara pada 19 Desember, adalah duta besar asing pertama yang dibunuh di Turki, tulis laman harian Turki Hurriyet.

Menurut harian Turki itu, Ankara sebelum ini adalah tempat yang aman untuk para diplomat dan duta besar.

Berbeda dengan para duta besar AS dan Israel yang selalu dikawal ketat bodyguard saat menghadiri pertemuan-pertemuan publik, Dubes Karlov hadir di galeri foto di mana dia ditembak mati, tanpa seorang bodyguard pun, hanya ditemani istrinya.

Baca Juga : Putin: pembunuhan Dubes Rusia sabotase hubungan Turki-Rusia

Diplomat terakhir yang dibunuh di Turki adalah konsul jenderal Israel di Istanbul, Efraim Elrom, pada 1971.  Saat itu Elrom diculik kelompok militan kiri yang menuntut pembebasan teman-teman mereka di penjara.

Mereka menembak mati Elrom setelah tuntutan mereka tidak dipenuhi.

Pada 2003, Roger Short, konsul jenderal Inggris di  Istanbul, bersama Lisa Hallworth, menjadi di antara korban serangan Alqaeda di gedung konsulat Inggris.

Sejak itu Turki dinyatakan tempat aman untuk para diplomat. Tradisi ini hancur setelah pembunuhan Dubes Karlov.

Baca juga : Analisis koran Turki soal pembunuhan Dubes Rusia

Menurut Hurriyet, duta besar berpengalaman yang telah berusaha menavigasi hubungan Turki-Rusia bahkan pada saat-saat yang sulit ini, kini telah menjadi korban terbaru dari para provokator yang ingin menghancurkan hubungan Rusia-Turki.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016