Tokyo (ANTARA News) - Ribuan penggemar SMAP, salah satu grup pop paling terkenal dan bertahan lama yang akan bubar akhir tahun ini, memasang pesan di delapan halaman koran, Jumat, berisi janji untuk tetap mendukung idola mereka.

Delapan halaman iklan berisi pesan-pesan seperti "Kami cinta SMAP selamanya" dibayar lewat urun dana online yang mengumpulkan sekitar 39 juta yen (334.000 dolar AS) oleh lebih dari 12.800 penggemar.

Rencana bubar SMAP yang pertama kali diumumkan pada Agustus mengejutkan penggemar di Jepang dan belahan Asia lain.

Halaman iklan, yang juga berisi nama-nama penggemar, diterbitkan di koran pagi Asahi Shimbun edisi Jumat sehari sebelum SMAP bubar.

SMAP yang dibentuk pada 1988 tampil sebagai grup untuk terakhir kalinya, Senin, dalam acara variety show mereka, namun kelima anggotanya tidak menjelaskan alasan mereka bubar.

Ryo Sato, salah satu dari tiga penggemar yang berinisiaf atas kampanye itu, mengatakan dia "terkejut dengan dukungan yang lebih besar dari perkiraan."

"Kami ingin menyampaikan pesan lewat iklan bahwa kami akan selalu mendukung SMAP dalam bentuk apa pun (yang akan mereka jalani)," kata Sato (23) seperti dilansir Kyodo.

Proyek urun dana ini berlangsung dari 20-28 Desember.

Setelah agensi Johnny & Associates Inc, yang menaungi SMAP, mengumumumkan rencana bubar, para penggemar mengumpulkan 373.515 tanda tangan dari Jepang dan luar negeri untuk petisi online yang meminta rencana tersebut dibatalkan.

Pesan-pesan dan dukungan dari penggemar SMAP, singkatan dari Sports Musice Assemble People, juga ditulis di bagian pesan online koran tersebut.

Selama bertahun-tahun, SMAP yang terdiri dari Masahiro Nakai, Takuya Kimura, Goro Inagaki, Tsuyoshi Kusanagi dan Shingo Katori, telah jadi pemain lama dari dunia hiburan Jepang. SMAP debut dengan enam anggota yang masih remaja hingga jadi lima anggota yang sebagian besar sudah berkepala empat.

SMAP berhasil melawan stereotipe grup idola pria Jepang yang biasanya bubar dalam periode singkat, sementara SMAP berhasil mempertahankan popularitas di negeri sendiri dan luar negeri, terutama Asia.

Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016