"Permintaan batik abstrak kontemporer sangat tinggi. Motif ini dapat bagus dalam segala situasi"
Kulon Progo  (ANTARANews) - Pembatik di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengembangkan motif-motif baru untuk memperluas pasar pada tahun 2017.

Wakil Ketua Asosiasi Pengrajin Batik Kulon Progo Umbuk Haryanto di Kulon Progo, Senin, mengatakan para perajin batik di wilayah tersebut mulai mengembangkan beberapa motif baru selain motif batik khas Kulon Progo, yakni Geblek Renteng,  untuk meningkatkan jumlah produksi.

"Motif-motif baru tersebut untuk memenuhi kebutuhan pasar di luar Kulon Progo," ujarnya.

Selama ini, lanjut Umbuk, sekitar 20 perajin batik yang tergabung dalam asosiasi mampu memproduksi sekitar 500 hingga 1000 lembar kain batik per bulan, tergantung pemesanan dan tingkat kesulitan motif batiknya.

Ia berharap pemerintah terus mengupayakan penggalakan pemakaian batik lokal agar produksi bisa ditingkatkan. Umbuk juga berharap bila bandara baru yang ada di Kecamatan Temon mulai beroperasi, produksi para pebatik lokal mendapat fasilitas ruang pamer untuk promosi dan penjualan di lokasi tersebut/

"Kami berharap nantinya para perajin bisa mendapatkan outlet di dalam bandara sehingga bisa merambah pasar yang luas mengingat bandara tersebut merupakan bandara internasional," kata Umbuk.

Salah satu perajin batik Gulurejo, Gito, mengatakan batik abstrak kontemporer diharapkan menjadi ikon batik Kulon Progo.

"Kami berusaha memproduksi batik yang berbeda dengan produsen batik lain. Kami menciptakan berbagai motif batik untuk menarik konsumen," katanya.

Batik abstrak kontemporer  merupakan batik tulis tanpa motif dengan cap atau dicetak. Namun, dibuat dengan karya tangan dan kreativitas tinggi agar menghasilkan corak dan warna-warni batik yang menarik.

"Permintaan batik abstrak kontemporer sangat tinggi. Motif ini dapat bagus dalam segala situasi," kata Gito.


Pewarta: Sutarmi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2017