Malang (ANTARA News) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan saat ini sedikitnya ada 22 daerah aliran sungai (DAS) yang kondisinya kritis.

"Saat ini 22 DAS di seluruh Indonesia kritis, akibatnya di berbagai daerah marak banjir bandang," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono usai mengunjungi Arboretum Sumber Brantas di Batu, Malang.

Direktur Irigasi Kementerian PUPR Adang Saf Ahmad mengatakan 22 DAS yang kritis tersebar di 131 satuan wilayah sungai (SWS) di seluruh Indonesia.

"Setiap SWS terdapat satu atau lebih DAS," kata Adang.

Adang mengatakan masalah DAS saat ini, ketika musim kemarau debit airnya cenderung mengecil dan rentang musimnya lebih lama, dan ketika musim hujan debit air tinggi dan rentang musim lebih pendek.

Secara umum, ia menjelaskan, DAS kritis karena perubahan iklim global dan alih fungsi lahan yang tidak terkendali.

Laju alih fungsi lahan hijau di Indonesia, menurut dia, rata-rata per tahun 100 ribu hektare.


Tangkapan air


Banjir bandang di beberapa daerah seperti Bima, Garut, Bandung, Pati, dan bahkan Purwodadi Malang kemarin (5/1), menurut Basuki, terbukti terjadi karena kondisi daerah tangkapan airnya (arboretum) sudah rusak.

"Penyebabnya tak lain adalah alih fungsi lahan hutan menjadi daerah industri, pertanian, komersial dan lainnya, termasuk cara tanam petani di sekitar daerah tangkapan air," katanya.

Oleh karena itu, ia mengatakan, pemerintah mengajak warga menjaga daerah tangkapan air dengan melakukan penghijauan dan menahan laju alih fungsi lahan.

Pewarta: Edy Sujatmiko
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017