Jakarta (ANTARA News) - "Istirahatlah Kata-kata", film yang mengisahkan tentang sepenggal kehidupan penyair saat harus bersembunyi dari kejaran aparat Orde Baru, diharap dapat menjadi media bagi generasi muda untuk mengenal masa lalu.

"Film ini menjadi penting bagi generasi sekarang, bahwa apa yang terjadi di generasi sekarang adalah perjalanan sejak di mana Wiji menjadi tonggak pemula dalam perjalanan waktu tersebut," kata Wilson Obriogados, sahabat Wiji Thukul, dalam temu media, di Jakarta, Minggu.

"Dan film ini saya pikir bisa menjadi semacam refleksi buat kaum muda sekarang untuk mengenal masa lalu melalui film," sambung dia.

Film tersebut, menurut Wilson, juga mengedepankan sisi humanis dari seorang manusia dalam sebuah kekuasaan otoriter di mana kesunyian, kesepian, keterasingan, paranoid menjadi produknya.

"Film ini semoga mengajak kawan-kawan jaman sekarang belajar sejarah lebih kritis, lebih objektif dari sosok Wiji Thukul yang dari masa lalu ke masa kini melalui film ini," ujar dia.

Hal senada juga disampaikan sahabat Wiji Thukul lainnya, Nezar Patria, yang mengatakan bahwa film tersebut dapat digunakan oleh generasi muda untuk mengetahui apa sesungguhnya yang terjadi pada tahun 1998.

"Film ini bisa ditonton oleh mereka yang katakanlah tidak tahu soal politik, karena film ini juga mengangkat sisi-sisi yang paling elementer dari manusia yang tertindas," kata Nezar.

"Yang kita saksikan adalah Wiji Tukul yang sedang menghindari buruan aparat militer di satu tempat di Pontianak dan bagaimana situasi-situasi yang sangat ekistensial, situasi-situasi yang sangat elementer sebagai manusia, kerinduan terhadap keluarga, ketakutan dan sebagainya, digambarkan dengan sangat baik," lanjut dia.

Pendapat sahabat Wiji Thukul lainnya, Rahardjo Waluyo Jati, mengenai "Istirahatlah Kata-kata", dapat Anda simak dalam video berikut.

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017