Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Umum Palang Merah Indonesia Ginandjar Kartasasmita mengatakan PMI telah melatih 6.720 sukarelawan Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat).

"Agar mereka memahami kapasitas, kerentanan, risiko serta ancaman bencana yang ada di wilayahnya," kata Ginandjar kepada wartawan di Jakarta, Selasa.

Tim Sibat, kata Ginandjar, dilatih oleh PMI untuk dapat melakukan kaji cepat dan mampu memberikan data atau informasi awal terkait dengan kejadian bencana alam di wilayahnya.

Tim Sibat melakukan kajian terhadap bahaya atau ancaman, kerentanan, kapasitas serta risiko dengan pendekatan partisipatif dan bersama dengan pemangku kebijakan di desa atau kelurahan.

Tujuannya untuk merumuskan rencana upaya peningkatan ketangguhan yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi dari desa atau kelurahan pada daerah terdampak bencana.

"Tim Sibat sebagai modal sosial masyarakat di perdesaan merupakan ujung tombak sukarelawan PMI menjadi garda terdepan PMI ketika terjadi bencana di wilayah mereka," kata Ginandjar yang merupakan Kepala Bappenas 1993-1998.

Ginandjar mengemukakan PMI juga aktif melakukan advokasi kepada pemangku kebijakan dan kepentingan dengan berlandaskan pada Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

Upaya PMI dalam peningkatan ketangguhan di desa melalui program-program tersebut setidaknya telah dijalankan di 22 provinsi, 83 kabupaten/kota, dan 237 desa.

PMI telah menjalankan program Kesiapsiagaan Bencana Berbasis Masyarakat (KBBM) yang mengedepankan partisipasi masyarakat sejak 2002.

Dia menjelaskan PMI juga membangun masyarakat tangguh bencana dengan memperhitungkan komponen-komponen terkait seperti Iingkungan dan adaptasi perubahan iklim, ketahanan pangan, mata pencarian serta inovasi-inovasi berbasis teknologi.

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017