"Iya nanti saya ajak temen-temen market place untuk bicara sama bank, untuk nyalurin KUR, datanya ada. Karena KUR yang dari pemerintah itu kan dialokasikan lewat bank, bank yang menyalurkan, nanti dengan bank penyalur," kata Menteri usai menghadiri acara ulang tahun Buka Lapak di Jakarta, Selasa.
Market place merupakan salah satu tempat berkumpulnya para wirausahawan UKM maupun pedagang untuk berjualan secara online.Dalam market place tersebut memuat data profil pedagang, baik data pribadi maupun transaksi yang terjadi, sehingga di market place dapat terlihat profil data wirausahawan yang lebih lengkap.
Sementara bank yang akan menyalurkan kredit membutuhkan berbagai data pelanggan yang ingin mengajukan kredit tersebut. Bank perlu mengetahui profil para pelanggannya (know your customer).
Dengan adanya dukungan data terkait wirausahawan dari market place tersebut, maka bank dapat lebih mudah mengetahui kelayakan debitur untuk memperoleh KUR.
Untuk itu, menurut Menteri, market place merupakan salah satu wahana untuk menyalurkan KUR yang paling memenuhi syarat.
"Menurut saya (market palce) paling eligible (memenuhi syarat), karena apa, kita tahu berapa pendapatannya, rumahnya di mana, dan lain sebagainya, sedangkan KUR yang lain kan kadang-kadang hanya kolateral saja, kolateral kan orang pinjam Rp25 juta-Rp50 juta, jaminannya tanah Rp100 juta. Rp100 juta tanah itu sertifikat itu tidak gampang dijual lho," katanya.
Ia menambahkan, dengan pedagang dan UKM yang mencapai jutaan orang itu, maka penyaluran KUR melalui market place sangat berpotensi.
Sementara itu, pada 2017, pemerintah menargetkan alokasi KUR sebesar Rp100 juta-Rp120 triliun.
Pewarta: Muhammad Arief Iskandar
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017