Teheran (ANTARA News) - Presiden Iran Hassan Rouhani menyeru Arab Saudi untuk menghentikan "agresi" di Yaman dan "campur tangan" di seluruh kawasan.

"Kami tidak punya masalah bilateral dengan Arab Saudi. Masalah kami menyangkut agresi Arab Saudi di Yaman, campur tangannya di Bahrain, intervensinya di kawasan," katanya  saat konferensi pers di Teheran pada Selasa (17/1).

Rouhani mengatakan sekitar 10 negara sudah menawarkan untuk menengahi perselisihan Iran dan Arab Saudi, yang memutuskan hubungan diplomatik dengan republik Islam Iran tahun lalu.

"Saudi sendiri yang memutuskan hubungan, sementara kami tidak menginginkan itu. Sejak saat itu, sejumlah negara mencoba menengahi, termasuk Irak, Kuwait dan delapan atau 10 negara lainnya," kata Rouhani.

Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran setelah massa di Teheran menyerbu kedutaan besarnya pada Januari 2016 untuk memprotes eksekusi ulama Syiah terkemuka.

Ketegangan meningkat antara kedua negara tersebut, yang mendukung pihak berlawanan di Bahrain, Suriah dan Yaman.

"Arab Saudi sendiri yang menimbulkan masalah dengan menyerang negara tetangga, yang tidak logis dan masih tidak masuk akal," kata Rouhani.

Ia mengatakan Arab Saudi mesti secepatnya menghentikan serangan-serangan ke Yaman demi kepentingan kawasan dan Arab Saudi sendiri.

Iran mendukung pemberontak Houti di Yaman sementara Arab Saudi mendukung pemerintah yang diakui oleh masyarakat internasional dan membombardir negara Semenanjung Arab itu.

"Kami berharap masalahnya akan selesai dari akarnya dan kawasan stabil," kata Rouhani.

"Iran tidak ingin mencampuri urusan dalam negeri Arab Saudi," katanya sebagaimana dikutip kantor berita AFP. (mr)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017