Direktur Logistik dan Pengembangan PT KAI, Budi Noviantoro, di Jakarta, Rabu, mengatakan, saat ini perkembangan pembebasan lahan terbentur di angka 96 persen dan masih terkendala 14 bidang tanah.
"Mereka belum mau menyerahkan yang 14 bidang ini padahal keputusan Mahkamah Agung (MA) sudah inkrah," katanya.
Budi menuturkan seharusnya alokasi untuk pembebasan lahan sebesar Rp700 miliar, namun saat ini membengkak hingga Rp1,5 triliun.
Dia menyebutkan terdapat 14 pabrik yang terkena dampak dari pembebasan lahan tersebut dan masih berproduksi.
"Ada satu pabrik yang tidak mau melepaskan, pembebasan lahan tersebut senilai Rp120 miliar, ada juga yang sampai Rp400 miliar," katanya.
Direktur Utama PT KAI, Edi Sukmoro, mengatakan, faktor lain yang membuat biaya pembebasan lahan membengkak, yakni lahan yang dibebaskan melebihi kebutuhan proyek itu. "Karena orang itu punya lahan 1.000 meter yang kena 100 meter, 1.000-1.000-nya," katanya.
Ia mengatakan, jika warga bersikeras tidak mau menyerahkan lahannya, maka akan dilakukan pembebasan lahan paksa karena proyek tersebut harus terus berjalan.
Edi mengaku masalah lahan merupakan kendala terberat bukan hanya dalam proyek KA Bandara ini, namun juga proyek-proyek lain. "Kalau persoalan lahan sudah selesai, sisanya tinggal proses teknis," katanya.
Untuk itu, dia mengatakan selagi menunggu penyelesaian masalah lahan, pihaknya terus menggenjot progres lain, seperti pengadaan sarana.
Saat ini, dia mengatakan pihaknya masih memfinalisasi soal keberangkatan yang semula hanya dari Stasiun Manggarai, tetapi juga direncanakan bisa melalui Stasiun Jakarta Kota juga soal pentarifan.
Dia mengatakan terkait pentarifan, tidak akan terlalu jauh dari tarif KA Bandara Kualanamu, Medan, yakni sekitar Rp100.000 per penumpang. "Tapi tidak akan banyak (berbeda), mungkin lebih sedikit," katanya.
Total investasi proyek kereta menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta awalnya Rp2,7 triliun dimana pembiayaan untuk sarana kereta 10 rangkaian yang terdiri dari enam kereta/gerbong mencapai Rp70 juta dolar AS atau sekira Rp915,6 miliar.
Kereta api itu memiliki waktu tempuh dari Manggarai ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, selama 54 menit dan dapat menampung 274 pemakai jasa sekali jalan.
Kereta api yang dirancang berangkat setiap 15 menit tersebut ditargetkan bisa beroperasi mulai Juni 2017.
Pewarta: Juwita Rahayu
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017