Ternate (ANTARA News) - Pabrik rumput laut di kaawasan Kastela Kota Ternate, Maluku Utara (Malut), tetap berproduksi dalam sebulan terakhir, meskipun terjadi penurunan stok, dari 15 ton menjadi 10 ton per bulan.

"Penurunan tersebut diakibatkan cuaca buruk yang terjadi sejak Desember hingga Januari saat ini, keadaan stok belum bisa dipastikan aman karena pemasokan produk mentah pada Januari belum ada sama sekali," kata Manager pabrik rumput laut, Erna Talib, di Ternate, Minggu.

Dia mengaku, penurunan produksi sangat terasa, karena biasanya pengiriman di atas rata-rata 15 ton per bulan, meskipun terjadi curah hujan yang panjang semenjak Desember, yang mengakibatkan pabrik hanya mampu memproduksi sebanyak 10 ton dalam sebulan, karena produk sangat terbatas.

"Produksi menurun, biasanya 14 sampai 15 ton produk per bulan dan untuk cuaca buruk seperti saat ini, hanya mampu memproduksi maksimal 10 ton," katanya.

Dia mengaku, kendala lain juga yang dialami yaitu, sejak Desember hingga januari tidak ada hasil panen yang dimasukkan, seharusnya dalam satu bulan hasil panen para budidaya ini bisa masuk tiap minggunya.

Bahkan, cuaca buruk juga mngakibatkan para petani tidak berani untuk melakukan panen terhadap rumput laut, karena takut terjadi kerusakan produk atau pun hasil panen tidak maksimal karena cuaca yang tidak kondusif dan jika dalam musim hujan, kebanyakan petani tidak berani untuk memanen.

Selain itu, untuk mengantisipasi jika terjadi cuaca buruk dan ketika persediaan barang mentah belum juga kunjung ada atau berkurang, maka pabrik rumput laut juga telah melakukan antisipasi dengan persediaan bahan baku yang telah dimiliki di gudang Pabrik rumput laut, persediaan tersebut setidaknya mencukupi untuk produksi Januari.

Meskipun tidak ada pemasokan barang dari penyengga seperti di Obi, Bitung dan lainnya hal ini sudah diantisipasi, meskipun cuaca buruk saat ini dan produksi alami penurunan, setidaknya namun produksi tetap lancar, bahkan di gudang masih cukup produksi untuk Januari.

Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017