Temanggung (ANTARA News) - Serangan hama tikus mengganas di delapan kecamatan penghasil padi di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, yakni Kedu, Kandangan, Ngadirejo, Jumo, Temanggung, Candiroto, Kaloran dan Bulu.

Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian dan Ketahanan pangan Temanggung, Harnani Imtikhandari di Temanggung, Kamis, mengatakan pada dua minggu pertama di Bulan Januari 2017, serangan hama tikus mencapai 26,9 hektare, dengan luasan yang terancam mencapai 249 hektare.

Pada dua minggu kedua di bulan Januari 2017, serangan hama tikus meluas menjadi 59,4 hektare, dengan luasan sawah yang terancam mencapai 450 hektare.

"Serangan tikus tahun ini cenderung tinggi dibandingkan selama 2016 lalu yang hanya 43,8 hektare saja, dengan luasan sawah terancam 508 hektare. Serangan hama tikus ini cenderung fluktuatif, bisa jadi karena awal tahun ini curah hujan sangat tinggi," katanya.

Ia mengatakan, serangan hama tikus dalam beberapa tahun terakhir cenderung turun pada 2013 serangan hama tikus mencapai luasan 744 hektare, 2014 melanda 652 hektare sawah, 2015 seluas 117 hektare, dan 2016 seluas 43,8 hektare.

Ia mengatakan, untuk mengatasinya hama binatang pengerat tersebut pada APBD 2016 dapat dana preventif serangan tikus sebanyak Rp350 juta.

Namun dana hanya terpakai Rp174 juta saja karena serangan tikus tahun lalu tergolong rendah. Tahun 2017 ini mendapat dana preventif untuk mengatasi serangan tikus Rp150 juta dan stok obat Rp70 juta.

Menurut dia, serangan hama tikus tidak bisa diprediksi, apalagi kontur Temanggung merupakan daerah perbukitan yang terdiri atas sawah dan tegalan.

Di daerah ini juga tidak pernah dilakukan tanam serempak. Jika serangan tikus di sawah teratasi, biasanya ada tikus yang lari ke ladang atau tegalan juga sehingga serangan tikus hanya berpindah.

"Kondisi tersebut berbeda dengan serangan tikus di daerah lain yang cenderung berupa sawah datar seperti di Klaten, serangan tikus lebih mudah diatasi," katanya.

Ia menuturkan kondisi cuaca dengan curah hujan dan kelembaban udara tinggi serta penyinaran matahari pada tanaman tidak sempurna akan mendorong pertumbuhan dan serangan hama dan penyakit tanaman juga tinggi.

Selain tikus, kata dia, serangan hama lainnya seperti penggerek batang dan blast pada tanaman padi juga tergolong tinggi. Serangan hama penggerek batang sudah mencapai 13 hektare di 10 kecamatan.

Adapun serangan blast terjadi di delapan kecamatan dengan luasan mencapai 31 hektare.

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017