Roma (ANTARA News) – Pemerintah Tunisia dan Italia, Kamis (9/2), meneken perjanjian kemitraan mengenai peningkatan kerja sama pemberantasan migrasi ilegal.

Perjanjian itu mencakup kerja sama di bidang kebudayaan, kesehatan, transportasi, energi dan keamanan. Kesepakatan tersebut diteken di Roma oleh Menteri Luar Negeri Italia Angelino Alfano dan Menteri Luar Negeri Tunisia Khemaies Jhinaoui.

Perjanjian tersebut mencakup kesepakatan penanganan migrasi. Alfonso mengatakan kedua negara "bekerja sama secara terpadu untuk menghentikan para pelaku penyelundupan manusia di Mediterania tengah."

Italia sebelumnya sudah menyepakati perjanjian dengan Tunisa yang memungkinkan otoritas Italia mendeportasi warga asal negara Afrika Utara tersebut yang masuk sebagai imigran ilegal atau melanggar ketentuan visa mereka.

Roma ingin mempercepat prosedur dalam kasus-kasus tersebut dan tekanan atas hal itu kian besar karena Anis Amri, warga negara Tunisia yang diduga menjadi pelaku penyerangan pasar Natal di Berlin pada 19 Desember.

Amri tewas ditembak polisi di Milan lima hari kemudian. Ia diduga diradikalisasi saat mendekam di penjara Italia selama hampir empat tahun.

Daat masa hukumannya berakhir, ia dijadwalkan dideportasi di Tunisia, tetapi karena penundaan saat pengurusan dokumen ia berhasil pergi ke Jerman, demikian AFP. (ab/)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017