Jakarta (ANTARA News) - Lagu Adele, "Hello" dipercaya banyak orang menjadi lagu ballad yang enak didengar jika sedang mengalami hal buruk.

Rupanya, melodi-melodi tertentu mungkin bisa membuat kita merasa senang atau sedih, jika pendengarnya  mengikuti pola ujaran tertentu yang punya asosiasi dengan emosi tertentu.

Para peneliti Universitas McMaster di Kanada menduga para komposer lagu Eropa termasuk Chopin dan Johann Sebastian Bach menggunakan isyarat ujaran untuk membuat karya-karyanya membangkitkan emosi.

Kebahagiaan dihasilkan dari menirukan pola ujaran bahagia, yakni nada suara yang lebih tinggi dan ketukan yang cepat.

Kesedihan, sebaliknya, menggunakan nada suara yang lebih rendah dan ketukan yang lebih lambat.

Guna mengetes teori itu, para peneliti menganalisa kombinasi 72awal sajak (prelude) dari Bach dan Chopin. Semua karya dipilih berdasarkan signifikansi dan popularitasnya.

Mereka mengidentifikasikan pola-pola dalam karya yang memberi informasi nada emosional dalam lagu.

"Yang kami temukan adalah bukti baru bahwa komposer individual cenderung menggunakan isyarat dalam musik mereka serupa dengan penggunaan isyarat-isyarat tersebut dalam ujaran emosional," kata pemimpin peneliti Michael Schutz dalam sebuah pernyataan yang dikutip realsimple.com.

Karya-karya bahagia digubah dalam kunci-kunci mayor kebalikan dengan karya-karya sedih yang digubah dalam kunci-kunci minor.

Penemuan tersebut baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal Frontiers of Psychology: Cognition.

Jadi bagaimana bisa riset tentang musik klasik ini berhubungan dengan lagu ballad-nya Adele?

"Meski studi saya soal musik klasik, saya menduga prinsip-prinsip serupa juga dipakai di (lagu Adele)," kata Schutz dalam sebuah surel.

"Dari sudut pandang akustik, lagu itu dimulai dengan suara 'jarang' menyeramkan dalam ketinggian nada dan rata-rata hentakan yang pelan. Itu menyebabkan mood yang melankolis, yang kemudian Adele ubah di bagian lagu selanjutnya ketika derajat energi mulai naik sedikit."

(Baca juga: Ini lagu tersedih di dunia menurut ilmuwan)

Penerjemah: Ida Nurcahyani
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017