Mungkin juga karena cuma ada satu calon, kalau empat sampai lima calon mungkin banyak yang pilih."
Jayapura (ANTARA News) - Gubernur Papua Lukas Enembe menilai partisipasi pemilih dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) 2017 di Kota Jayapura, Ibu Kota Provinsi Papua, rendah akibat belum maksimalnya kerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat.

"Saya pikir KPU belum maksimal melakukan sosialisasi, mungkin waktu kurang atau di kota ini terlalu banyak masalah," katanya di Jayapura, Rabu.

Dari pantauan lapangan di beberapa Tempat Pemungutan Suara (TPS),  dari total jumlah Data Pemilih Tetap (DPT) tidak sampai 60 persen yang menggunakan hak suaranya.

Lukas Enembe yang mencoblos di TPS 23 menilai masyarakat pemilik hak suara, banyak yang belum mengetahui mekanisme pilkada yang hanya diikuti oleh satu pasangan calon.

"Mungkin juga karena cuma ada satu calon, kalau empat sampai lima calon mungkin banyak yang pilih," ujarnya.

Hal yang sama juga diungkapkan Sekretaris Daerah Provinsi Papua TEA Hery Dosinanen, yang menganggap KPU gagal dalam mengolah DPT sehingga banyak warga yang tidak menerima undangan untuk mencoblos.

"Pilkada di kota sedang berjalan dan landai-landai saja, sayangnya banyak masyarakat yang tidak mendapat undangan mencoblos," katanya.

Sebagai contoh, di TPS 6 dari 398 DPT hanya 228 orang yang menggunakan hak pilihnya. Kemudian, di TPS 7 hanya 225 suara sah yang masuk dan tiga suara dianggap tidak sah, sementara jumlah DPT 368 jiwa.

Pilkada Kota Jayapura dilakukan di 629 TPS dan dengan jumlah DPT 308.775, serta hanya terdapat satu pasang calon yang mengikuti Pilkada, yaitu Benhur Tommy Mano dan H. Rustan Saruh.

Pewarta: Dhias Suwandi
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017