Chicago (ANTARA News) - Pejabat di laboratorium kesehatan masyarakat Washington, D.C. harus mengulang uji Zika untuk hampir 300 perempuan hamil, termasuk dua yang keliru dinyatakan negatif virus itu, yang terbukti menyebabkan kelahiran cacat.

Pemeriksaan rutin di laboratorium itu pada Desember mengungkapkan bahwa semua hasil laboratorium dari uji Zika, virus disebarkan melalui nyamuk, negatif. Hasil itu memicu kekhawatiran pada kecermatan uji tersebut, kata juru bicara Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) pada Kamis, lapor Reuters.

Ahli CDC, yang bekerja sama dengan laboratorium itu sejak pertengahan Januari, menemukan bahwa teknisi penguji Zika melewatkan satu langkah, yang menyebabkan semua hasil uji menjadi negatif, kata Dr Wendi Kuhnert-Tallman, yang memimpin satuan tugas laboratorium Zika CDC.

Uji gagal itu dilakukan antara 14 Juli dan 14 Desember 2016, kata pernyataan laboratorium tersebut di lamannya.

Sejumlah 409 spesimen dikirim untuk pengujian ulang, termasuk sampel dari 294 perempuan hamil. CDC kembali menguji total 294 sampel dari perempuan hamil, dan 115 tes yang tersisa dari pria dan wanita yang tidak hamil dikirim ke laboratorium kesehatan masyarakat lain yang telah disetujui oleh CDC.

Sejauh ini, laboratorium di Washington D.C. mengatakan telah menerima 62 hasil uji dari perempuan hamil dari CDC. Dari hasil ini, 60 teruji negatif dan dua teruji positif. Konfirmasi tes hanya dapat untuk menentukan bahwa perempuan yang bersangkutan baru saja telah terinfeksi dengan flavivirus, satu keluarga virus yang termasuk Zika, demam berdarah dan Chikungunya.

"Artinya adalah bahwa kami memang melihat bukti dari infeksi di masa lalu, tetapi kami tidak bisa mengatakan pasti jika itu adalah Zika," kata Kuhnert-Tallman.

Zika terbukti menyebabkan berbagai cacat lahir jika menginfeksi perempuan hamil, termasuk masalah penglihatan dan pendengaran, penundaan perkembangan dan mikrocephalus atau ukuran kepala kecil, tanda bahwa otak tidak berkembang dengan baik.

Kuhnert-Tallman mengatakan CDC telah menyelesaikan 100 tes lebih, dan hasil sedang dikirim kembali ke laboratorium dan dokter yang meminta tes dilakukan. Sekitar 129 tes yang lain masih tertunda.

"Kami mengantisipasi ini akan diselesaikan dalam waktu dua sampai tiga pekan," kata Kuhnert-Tallman.

Laboratorium Kesehatan Masyarakat Departemen Ilmu Forensik Distrik Kolombia telah menghentikan pengujian Zika dan tidak akan melanjutkan sampai laboratorium itu menunjukkan pada CDC bahwa kinerja tes mereka benar, kata Kuhnert-Tallman.

Sementara itu, demam berdarah, virus Zika dan chikungunya menewaskan 796 orang di Brazil pada 2016, kata Kementerian Kesehatan Negeri tersebut.

Virus Zika pertama kali dicatat di Brazil pada 2015 dan menjadi menonjol lantaran dampaknya pada perempuan hamil, yang bayi mereka dapat mengalami cacat, terutama mikrosephalus, berkepala kecil.
(Uu.G003/B002)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017