Rangkasbitung (ANTARA News) - Bank Sentral Korea Selatan (Korsel) memastikan komitmennya akan memberikan pinjaman sebesar 350 juta dolar AS atau setara Rp2,99 triliun untuk membiayai pembangunan Waduk Karian di Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, Banten. "Saya didatangi langsung oleh Manajer Bank Sentral Korea Mr Chin yang menanyakan jaminan keamanan atas investasi mereka, setelah saya katakan aman dengan jaminan dan alasan yang jelas mereka langsung setuju dengan komitmen pinjaman sebesar itu," kata Bupati Lebak, Muljadi Jayabaya, di Rangkasbitung, Rabu. Menurut dia, kepastian pemberian pinjaman itu diperoleh setelah pihaknya bertemu dan berdialog dengan Manajer Bank Korea Selatan di Rangkasbitung pekan lalu. Semula, kata Jayabaya, para pejabat Bank Sentral Korea dan delegasi pemerintahnya sempat ragu untuk menanamkan investasi sebesar itu guna membangun waduk di Lebak. "Mereka sempat ragu karena banyaknya pemberitaan yang menyatakan rakyat resah dan bergejolak karena tak setuju waduk dibangun. Saya buktikan langsung dengan membawa mereka ke lokasi, ternyata warga merasa senang karena mereka dijamin akan mendapat harga jual tanah sangat tinggi," katanya. Setelah rombongan dari Korea Selatan itu menyaksikan langsung bahwa proses pembebasan lahan Waduk Karian tidak ada masalah, maka komitmen tersebut akan segera direalisasikan. "Proses realisasinya memang tidak bisa langsung saat itu juga melainkan melalui perjanjian bilateral di tingkat pemimpin tertinggi kedua negara Korea dan Indonesia," katanya. Bupati menjelaskan, pembahasan lebih lanjut tentang pinjaman tersebut akan dilakukan Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Korea melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) yang dijadwalkan akan berlangsung di Jakarta bulan Juni tahun ini. Pemprov Banten merencanakan pembangunan fisik Waduk Karian meliputi areal seluas 2.225 hektar itu akan dimulai Tahun 2008 dan diperkirakan rampung pada Tahun 2012. Saat ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat sudah mulai melakukan p

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007