Kuala Lumpur (ANTARA News) - Di daerah Little India di Kuala Lumpur, di belakang pintu tanpa petunjuk di lantai dua sebuah bangunan, beroperasi sebuah kantor milik perusahaan perlengkapan militer bernama Glocom.

Tak dinyana, menurut PBB, Glocom adalah perusahaan yang dioperasikan agen-agen dinas rahasia Korea Utara untuk menjual perlengkapan radio tempur dan ini jelas-jelas melanggar sanksi PBB kepada Korea Utara.

Berdasarkan draft laporan PBB kepada Dewan Keamanan PBB yang diperoleh Reuters, Glocom telah mengiklankan sekitar 30 sistem radio untuk organisasi militer dan paramiliter di laman Malaysia mereka, glocom.com.my.

Laman Glocom yang ditutup akhir tahun lalu, terdaftar beralamat di Little India dalam bagian kontak pada lamannya itu. Tidak ada jawaban ketika pintu tak berpenunjuk itu diketuk, sedangkan kotak surat yang berada di luarnya penuh dengan surat-surat yang tak pernah dibuka.

Kenyataannya tidak ada perusahaan dengan nama itu yang tercatat di Malaysia. Tetapi ironisnya ada dua perusahaan Malaysia yang dikuasai pemilik saham dan direksi asal Korea Utara yang tercatat dalam laman Glocom pada 2009. Keterangan ini diperoleh dari laman itu dan dokumen pencatatan perusahaan.

Menurut draft PBB itu, perusahaan ini mengoperasikan bisnis di sana. Juli tahun lalu, sebuah pengapalan lewat udara untuk perangkat komunikasi militer Korea Utara yang dikirim dari China dengan tujuan akhir Eritrea di Afrika, telah dicegat di sebuah negara yang tak disebutkan namanya.

Perlengkapan militer yang disita itu adalah berupa 45 kotak radio tempur dan aksesoris berlabel "Glocom" yang adalah kependekan dari Global Communications Co.

Glocom dikendalikan oleh Biro Umum Pengamatan yang adalah sebuah unit pada badan intelijen Korea Utara yang khusus bertugas dalam operasi-operasi di luar negeri dan perlengkapan senjata.

Juru bicara Korea Utara di PBB berkata kepada Reuters bahwa dia tak punya informasi apa-apa soal Glocom. Resolusi 1874 PBB yang diadopsi pada 2009 berisi perluasan embargo senjata kepada Korea Utara dengan memasukkan perlengkapan militer dan semua material terkait.

Namun implementasi resolusi ini tidak diterapkan konsisten oleh anggota-anggota PBB sehingga Korea Utara mengakalinya dengan teknik-teknik penghindaraan yang skala, ruang lingkup dan tingkat kecanggihannya terus meningkat. Malaysia adalah satu dari sedikit negara di dunia yang memiliki hubungan sangat baik dengan Korea Utara.

Warga negara kedua negara bebas bepergian ke kedua negara ini tanpa menggunakan visa. Namun hubungan itu mulai retak setelah kakak tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong-nam dibunuh di Bandara Internasional Kuala Lumpur pada 13 Februari.

Pan Systems

Menurut database "WHOIS", yang mengungkapkan kepemilikan laman, Glocom.com.my tercatat pada 2009 di bawah satu entitas bernama International Global System dengan menggunakan "Little India" sebagai alamatnya.

Sebuah perusahaan yang mirip dengan itu, International Golden Services, terdaftar sebagai titik kontak pada laman Glocom. Glocom dioperasikan oleh cabang Pyongyang dari perusahaan bernama Pan Systems yang berbasis di Singapura. Louis Low, direktur pelaksana Pan Systems di Singapura mengungkapkan bahwa perusahaannya pernah memiliki kantor di Pyongyang dari 1996 tetapi resmi memutuskan hubungan dengan Korea Utara pada 2010 dan sudah tidak lagi menjalankan bisnis di sana.

"Mereka menggunakan (nama) Pan Systems dan menyebutnya sebuah perusahaan asing, tetapi mereka mengoperasikan segalanya oleh mereka sendiri," kata Low kepada Reuters merujuk orang-orang Korea Utara yang berada di kantor Pyongyang. Pan Systems Pyongyang memanfaatkan rekening-rekening bank, perusahaan cangkang dan agen-agen yang kebanyakan berada di China dan Malaysia untuk membeli komponen-komponen dan menjual sistem radio lengkap, kata PBB.

Pan Systems Pyongyang tak bisa dimintai komentarnya mengenai hal ini. Salah seorang direktur Pan Systems Pyongyang adalah wanita bernama Ryang Su Nyo. Menurut seorang sumber yang mengetahui pasti latar belakang sang direktur, Ryang melaporkan kepada "Liaison Office 519" yang adalah salah satu departemen dalam Biro Umum Pengamatan.

Ryang juga terdaftar sebagai pemegang saham International Global System, perusahaan yang mendaftarkan laman Glocom. Reuters tak bisa menghubungi Ryang.

Selundupkan uang tunai

Ryang sering pergi ke Singapura dan Malaysia untuk menemui perwakilan Pan Systems, tulis PBB. Pada salah satu perjalanan yang berlangsung pada Februari 2014, dia dan dua orang Korea Utara lainnya ditahan di Malaysia karena berusaha menyelundupkan 450.000 dolar AS melalui bea cukai terminal bandara maskapai murah Kuala Lumpur, kata dua orang sumber yang mengetahui hal ini kepada Reuters.

Trio Korea Utara itu berkata kepada pihak berwajib Malaysia bahwa mereka bertiga bekerja untuk Pan Systems dan uang tunai yang disita itu milik kedutaan besar Korea Utara di Kuala Lumpur, kata dua orang sumber.

Kejaksaan Agung Malaysia memutuskan untuk tidak mengajukan gugatan karena kurang bukti. Seminggu kemudian, trio itu dilepaskan, dan kedutaan besar Korea Utara mengambil uang tunai yang disita itu, kata dua sumber tadi. Ketiga orang ini semuanya memegang paspor pegawai pemerintah Korea Utara.

Departemen Cukai Malaysia dan kantor Kejaksaan Agung enggan mengomentari soal ini. Wakil Pan Systems di Kuala Lumpur adalah orang Korea Utara karena namanya Kim Chang Hyok, kata PBB. Kim, yang juga kerap disebut James Kim, adalah pendiri International Golden Services, perusahaan yang tercatat pada bagian kontak dalam laman Glocom.

Kim adalah direktur dan pemegang saham empat perusahaan lainnya di Malaysia yang bergerak dalam bidang IT dan perdagangan, kata perusahaan yang tercatat di Malaysia itu. Dia tidak menjawab permintaan komentar baik lewat surat biasa maupun email.

Panel PBB yang menyiapkan draft laporan itu, bertanya kepada pemerintah Malaysia apakah akan mengusir Kim dan membekukan asset International Golden Services dan International Global System demi menaati sanksi PBB.

PBB tidak mengungkapkan kapan permintaan itu disampaikan. "Panel belum menerima jawaban," kata laporan PBB itu. Reuters tidak mendapatkan jawaban dari pemerintah Malaysia atas komentarnya mengenai Glocom.

Koneksi politik

Salah satu mitra pertama Glocom di Malaysia adalah Mustapha Ya’akub, anggota terkemuka partai berkuasa di Malaysia, United Malays National Organisation (UMNO). Sejak 2014 sudah terdaftar sebagai direktur International Golden Services sebagai sekretaris sayap muda biro hubungan internasional UMNO, Mustapha memperkuat koneksi politiknya pada 1990-an dengan negara-negara seperti Iran, Libya dan Korea Utara.

Alamat Glocom di Little India itu pernah digunakan sebagai kantor sebuah perusahaan milik UMNO Muda. Mustapha (67) mengaku pernah menjadi mitra bisnis Glocom beberapa tahun ke belakang dan mengungkapkan perusahaan itu terus menerus dikendalikan oleh beberapa orang Korea Utara, termasuk Kim Chang Hyok, yang dia akui mengenalnya. Dia tidak mengungkapan perannya dalam perusahaan itu, dan membantah mengetahui bisnis Glocom yang sekarang.

"Kami mengira saat itu mungkin bagus berbisnis dengan mereka," kata Mustapha kepada Reuters mengenai pertemuannya dengan mitra bisnis Korea Utaranya itu. Dia tidak menjelaskan siapa kontaknya itu atau apa yang mereka bahas.

Dia membantah mengetahui bisnis Glocom saat ini. Glocom mengiklankan dan memamerkan produk-produknya tanpa mengungkapkan koneksinya dengan Korea Utara.

"Di mana saja, kapan saja di medan tempur (Anywhere, Anytime in Battlefield)" adalah bunyi slogan pada salah satu dari beberapa katalog Glocom pada 2014.

Sebuah iklan pada edisi September 2012 dari Asian Military Review mengungkapkan Glocom mengembangkan radio dan perlengkapan untuk "militer dan organisasi paramiliter."

Juru bicara majalah itu memastikan bahwa iklan itu dibeli oleh Glocom, tetapi majalah itu tidak mengetahui ada kaitannya dengan Korea Utara.

Menurut laman Glocom, Glocom mengadakan pameran paling sedikit tiga kali sejak 2006 di pameran persenjataan dua tahunan Malaysia, Defence Services Asia (DSA).

Pada DSA 2016, Glocom mengeluarkan 2.000 ringgit per saham untuk sebuah stand di booth Integrated Securities Corporation, Malaysia, kata direkturnya Hassan Masri kepada Reuters lewat email.

Hassan mengaku tak ada kaitannya dengan perlengkapan Glocom dan tidak menyadari kaitan perusaahaannya dengan Korea Utara. Selain Korea Utara di balik Glocom, bukti-bukti pada lamannya itu juga menunjuk kepada asal usul Korea Utara-nya. Contohnya, sebuah foto lama yang memperlihatkan seorang pekerja perusahaan yang menguji sistem radio Glocom.

Sebuah plakat menunjukkan bahwa dia pernah memenangkan penghargaan unik dari Korea Utara: "The Model Machine No. 26 Prize,” yang diberikan untuk menghormati mendiang pemimpin Korea Utara Kim Jong Il, karena mengoperasikan secara operasional "Lathe No. 26" di Pabrik Tekstil Pyongyang Textile saat masih menjadi mahasiswa.

sumber: Reuters

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017