Jakarta (ANTARA News) - Direktur Strategi dan Portofolio Pembiayaan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Scenaider H Siahaan mengatakan penerbitan obligasi berdenominasi Euro (Euro Bonds) akan dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi di Eropa.

"Kita lihat market, harapannya bisa lebih cepat," kata Scenaider di Jakarta, Senin (27/2).

Scenaider menjelaskan pantauan akan dilakukan tidak hanya kondisi ekonomi, namun juga situasi politik di Eropa terkait pemilihan umum 2017 yang terjadi di Belanda pada Maret, Perancis pada April dan Mei serta Jerman pada Oktober.

Selain itu, kata dia, kondisi Yunani yang masih terbebani dengan utang bisa menjadi persoalan lain, karena bisa mempengaruhi penilaian pelaku pasar atas investasi di pasar surat utang berdenominasi valas.

"Persepsinya, jangan-jangan negara berkembang sama seperti itu kejadiannya. Mudah-mudahan tidak. Kesulitan kita, kalau orang psikologis pada jual, susah bagi kita untuk terbitkan," kata Scenaider.

Penerbitan surat utang berdenominasi Euro ini juga bisa menjadi porsi alternatif pembiayaan pemerintah, apabila penerbitan sukuk global tidak memenuhi harapan, karena kelesuan ekonomi yang melanda pasar Timur Tengah pasca turunnya harga minyak dunia.

"Harapan kita sukses (penerbitan) sukuknya. Kalau tidak, terpaksa kita shifting. Lebih mungkin masuk ke Euro karena marketnya lebih besar," ujarnya.

Scenaider belum mau mengungkapkan nominal penerbitan Euro Bonds, namun diperkirakan target penerbitan mendekati target penjualan surat utang tersebut pada Juni 2016 yaitu tiga miliar Euro.

Sebelumnya, pada Juni 2016, pemerintah menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) dalam valuta asing berdenominasi Euro (Euro Bonds) seri RIEUR0623 dan RIEUR0628 sebesar total tiga miliar Euro.

Obligasi seri RIEUR0623 senilai 1,5 miliar Euro, memiliki tenor tujuh tahun dengan tingkat kupon 2,625 persen dan tanggal jatuh tempo pada 14 Juni 2023.

Distribusi seri tersebut tersebar di wilayah Inggris Raya sebanyak 31 persen, Jerman dan Austria tujuh persen, Skandinavia dan Swiss delapan persen, Eropa lainnya 12 persen, Amerika Serikat 21 persen, Asia kecuali Indonesia 10 persen dan Indonesia 11 persen.

Sedangkan, obligasi seri RIEUR0628 juga senilai 1,5 miliar Euro, mempunyai tenor 12 tahun dengan tingkat kupon 3,75 persen dan tanggal jatuh tempo pada 14 Juni 2028.

Distribusi seri tersebut tersebar di wilayah Inggris Raya sebanyak 29 persen, Jerman dan Austria enam persen, Skandinavia dan Swiss tujuh persen, Eropa lainnya tujuh persen, Amerika Serikat 39 persen, Asia kecuali Indonesia 10 persen dan Indonesia dua persen.

Total penawaran yang masuk mencapai 8,36 miliar Euro sehingga terdapat kelebihan permintaan (oversubscription) sebesar 2,8 kali.

Transaksi ini merupakan penerbitan terbesar yang dilakukan Pemerintah Indonesia sekaligus transaksi dual-tranche pertama kali dengan jatuh tempo paling lama untuk denominasi Euro.

Transaksi itu juga merupakan penerbitan obligasi valas terbesar yang pernah dilakukan oleh negara non-Eropa maupun negara dari kawasan Asia.

Pewarta: Satyagraha
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017