Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPR RI Setya Novanto mendesak pemerintah agar segera melakukan langkah-langkah antisipasi sekaligus perlindungan kepada warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja di luar negeri guna mencegah insiden menyedihkan yang dihadapi Sri Rabitah terjadi lagi.

"Pemerintah Indonesia agar mendata seluruh WNI yang bekerja di luar negeri, termasuk TKI ilegal," kata Setya Novanto, di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Selasa.

Menurut Novanto, dirinya sangat terkejut mengetahui salah satu WNI, Sri Rabitah yang menjadi TKI di Qatar, Timur Tengah, kehilangan salah satu ginjalnya yang diduga kuat telah dicuri.

Novanto langsung menelepon Kepala BNP2 TKI, Nusron Wahid, yang kemudian datang ke DPR RI guna memberikan penjelasan langsung bagaimana langkah-langkah yang dilakukan Pemerintah terhadap persoalan yang dihadapi Sri Rabitah.

"Saya mendukung seluruh langkah-langkah yang dilakukan Pemerintah dalam hal ini Kemenlu, Kemenaker, dan BNP2TKI untuk menyelesaikan permasalahan Sri Rabitah," katanya.

Novanto sebagai pimpinan DPR RI memastikan, DPR RI khususnya komisi-komisi terkait akan bersama Pemerintah menyelesaikan sekaligus mencari solusi atas permasalahan ini.

Pemerintah, kata dia, harus segera melakukan pendataan WNI yang bekerja di luar negeri dan langkah-langkah antisipasi sekaligus perlindungan, agar kejadian meneyedihkan seperti yang dialami Sri Rabitah tidak terjadi lagi.

"Saya mengutuk siapapun pelaku perbuatan keji kepada Sri Rabitah. Sungguh di luar nalar dan akal sehat kita semua, ada orang-orang yang tega melakukan perbuatan sadis dan tidak berprikemanusiaan," katanya.

Novanto meminta aparat penegak hukum untuk menindak tegas orang-orang yang telah mengirimkan Sri Rabitah ke Qatar tersebut dan Pemerintah agar segera menutup dan mencabut izin perusahan penyalur tenaga kerja tersebut, sejalan dengan proses pengusutan kasus yang menimpa Sri Rabitah.

Ketua Umum Partai Golkar ini juga mengingatkan semua pihak untuk fokus terhadap persoalan ini, agar kasus perdagangan organ tubuh manusia seperti yang dihadapi Sri Rabitah tidak terjadi lagi.

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017