Surabaya (ANTARA News) - Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur Laksamana Muda TNI Darwanto menghadiri peringatan 75 tahun peristiwa pertempuran Laut Jawa bersama Pimpinan Angkatan Laut Kerajaan Belanda Letnan Jenderal Rob Verkerk di Surabaya, Rabu.

Kegiatan yang berlangsung di Tempat Pemakaman Umum Kembang Kuning Surabaya itu berlangsung khidmat, dengan ziarah tabur bunga, yang juga dihadiri perwakilan Angkatan Laut dari Australia, Inggris, dan Amerika Serikat.

"Ziarah ini untuk mengenang peristiwa pertempuran yang terjadi lebih dari 75 tahun lalu di Laut Jawa," ucap Pangarmatim Darwanto.

Dia menjelaskan peristiwa itu berawal pada bulan Desember 1941, yaitu ketika Jepang melakukan serangan kejutan dengan menghantam Armada Amerika Serikat di Pearl Harbour. Belanda, Inggris, Australia, dan Amerika Serikat kemudian menyatakan perang terhadap Jepang.

Pada 26 Februari 1942, sebuah skuadron Angkatan Laut Sekutu, yang terdiri dari kapal Belanda, Inggris, Amerika, dan Australia yang dipimpin Laksamana Karel Doorman dari Angkatan Laut Kerajaan Belanda, meninggalkan pangkalan untuk menghentikan invasi Jepang ke Jawa Timur.

"Pasukan sekutu itu terlibat pertempuran dengan Armada Jepang di Laut Jawa, tepatnya di sisi utara Surabaya, pada 27 Februari 1942," terangnya.

Tiga kapal perang Belanda, HNLMS Kortenaer, HNLMS Java, dan HNLMS De Ruyter tenggelam dalam pertempuran tersebut. "Sebanyak 915 prajurit tewas, termasuk Laksamana Doorman," kenang Pangarmatim.

Dia mengatakan, pemakaman Kembang Kuning adalah tempat peristirahatan terakhir bagi banyak korban sipil dari kamp-kamp di Jawa Timur, serta personel militer Belanda yang gugur dalam pertempuran tersebut.

"Lebih dari 5.000 orang dimakamkan di sini," ucap Pangarmatim.

Karena itu Kembang Kuning disebut sebagai Taman Pemakaman Angkatan Laut, dengan monumen Karel Doorman yang diabadikan di tengah areal pemakaman. Nama-nama dari 915 prajurit Angkatan Laut yang gugur dalam Pertempuran Laut Jawa itu tampak terukir di plakat perunggu di belakang monumen itu.

Pewarta: Slamet AS/Hanif N
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017