Washington (ANTARA News) - Central Intelligence Agency (CIA) bisa mengubah TV menjadi alat dengar, menembus enkripsi aplikasi populer, dan kemungkinan mengendalikan mobil orang dari jarak jauh menurut dokumen yang diduga berasal dari badan spionase Amerika Serikat tersebut yang dirilis oleh WikiLeaks pada Selasa (7/3).

Kelompok itu merilis hampir 9.000 dokumen yang katanya dibocorkan dari CIA dalam apa yang mereka sebut sebagai publikasi dokumen rahasia intelijen terbesar yang pernah terjadi.

WikiLeaks mengklaim dokumen CIA dalam jumlah sangat besar, perangkat peretas dan kode yang mewakili "mayoritas perlengkapan peretasan" bocor di komunitas keamanan  siber-- dan mereka sudah menerima, dan merilis sebagian dari dokumen tersebut.

"Koleksi luar biasa ini, yang jumlahnya lebih dari beberapa ratus juta baris kode, membuat pemiliknya mempunyai seluruh kapasitas peretasan CIA," katanya, memberi peringatan tentang risiko proliferasi senjata siber.

Baik CIA atau Gedung Putih tidak menanggapi perilisan dokumen atau konten mereka.

Jika dibenarkan, bocoran itu bisa sangat mempermalukan intelijen Amerika Serikat, menambah pengungkapan Edward Snowden pada 2013 mengenai spionase Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) pada komunikasi warga Amerika, dan penangkapan pejabat NSA tahun lalu karena memindahkan sejumlah besar data sangat rahasia ke rumahnya selama 20 tahun lebih.


Memotong enkripsi


Arsip menunjukkan CIA memanfaatkan kelemahan yang ditemukan pada sistem perangkat keras dan perangkat lunak, termasuk produk buatan perusahaan-perusahaan Amerika Serikat, tanpa membiarkan orang yang mengetahui cacat itu mempertanyakannya.

Dokumen menunjukkan CIA telah menghasilkan lebih dari 1.000 sistem malware -- virus, trojan, dan perangkat lunak lain yang bisa menyusup dan mengambil kendali sasaran elektronik menurut catatan WikiLeaks.

Perangkat-perangkat peretasan ini menyasar iPhones, sistem Android untuk telepon personal yang dilaporkan masih digunakan oleh Presiden Donald Trump, perangkat lunak populer Microsoft, serta TV pintar Samsung, yang bisa diubah menjadi mikrofon tersembunyi menurut WikiLeaks.

Lembaga mata-mata itu juga menguji peretasan ke sistem kendali elektronik mobil dan truk, yang berpotensi memungkinkan mereka mengendalikannya dari jarak jauh.

Dengan menginfeksi dan secara efektif mengambil alih perangkat lunak telepon pintar, WikiLeaks mengatakan, CIA bisa menjelajahi teknologi enkripsi aplikasi-aplikasi populer seperti WhatsApp, Signal, Telegram, Weibo, dan Confide dengan mengumpulkan komunikasi sebelum mereka dienkripsi.


"Tampak autentik"

CIA tidak mengonfirmasi atau membantah keaslian dokumen-dokumen itu, atau menanggapi kontennya.

"Kami tidak mengomentasi keautentikan konten atau konten dari dokumen-dokumen intelijen yang dimaksud," kata juru bicara lembaga Jonathan Liu lewat surel kepada kantor berita AFP.

Juru bicara Gedung Putih Sean Spicer menolak menanggapi, mengatakan "Itu sesuatu yang belum sepenuhnya dievaluasi""

Dokumen-dokumen itu diduga berasal dari Center for Cyber Intelligence CIA, yang beroperasi di Langley, markas Virginia di luar Washington, dan dari kantor konsulat AS di Frankfurt, Jerman, menurut WikiLeaks.

"Arsip tampaknya sudah disebarkan diantara bekas peretas pemerintah AS dan para kontraktor dengan cara ilegal, satu di antaranya memberi WikiLeaks bagian dari arsip itu".

Snowden, yang bekerja sebagai pegawai kontrak NSA sebelum mencuri dan membocorkan dokumen rahasia, mengatakan via Twitter dokumen-dokumen itu "terlihat asli."


Proliferasi senjata siber

WikiLeaks mengatakan bocoran dokumen itu menunjukkan bahwa CIA belum cukup mengendalikan senjata sibernya sendiri, berpotensi memungkinkan mereka jatuh ke tangan peretas lain.

"Banyaknya kerentanan dalam senjata siber CIA yang bisa ditembus dan sebagian mungkin sudah ditemukan oleh badan intelijen pesaing atau penjahat siber," kata WikiLeaks.

Snowden menyebut praktik menemukan dan mengeksploitasi kelemahan produk perangkat keras dan lunak buatan AS termasuk telepon pintar seperti iPhone sebagai "nekat luar biasa" namun tidak mengingatkan pembuatnya untuk waspada.

"Mengapa ini berbahaya? Karena sampai itu ditutup, peretas mana pun bisa menggunakan celah keamanan yang ditinggalkan terbuka oleh CIA untuk menembus ke iPhone mana pun di dunia."

Jika dokumen-dokumen itu asli, itu bisa menjadi masalah baru bagi CIA, satu dari empat badan AS yang menyimpulkan bahwa Rusia meretas komputer dan komunikasi Partai Demokrat dan merilis dokumen memalukan untuk mencederai pesaing Presiden Donald Trump dalam pemilu tahun lalu, Hillary Clinton.

Dokumen-dokumen itu juga dirilis oleh WikiLeaks, dalam operasi yang menurut kepala intelijen AS didalangi oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.

Namun CIA mendapat kritik tajam dari Trump, yang menuduh lembaga itu dan yang lainnya membocorkan informasi tak berdasar yang menunjukkan anggota kampanyenya berkolusi dengan Rusia untuk mempengaruhi pemilihan presiden.(hs)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017