Medan (ANTARA News) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dengan PT Perkebunan Nusantara 5 bekerja sama mengembangkan "pilot plant" atau pabrik percontohan pemanfaatan limbah cair kelapa sawit untuk pembangkit listrik.

"Kerja sama bertujuan memanfaatkan energi lokal sebagai "green energy" secara, mengurangi emisi gas rumah kaca dan mencegah pemanasan global," ujar Kepala BPPT, Unggul Priyanto di Medan, Rabu.

Dia mengatakan itu pada Perjanjian Kerja Sama Pilot Project Pembangkit Listrik Tenaga Biogas Dari POME (limbah cair kelapa sawit) antara Pusat Teknologi Sumberdaya Energi dan Industri Kimia BPPT dan PTPN 5.

Menurut Unggul, kerja sama itu dilakukan BPPT untuk kepentingan banyak hal mulai untuk menekan kampanye negatif sawit di dalam negeri hingga membantu meningkatkan pasokan energi khususnya energi terbarukan.

Seperti diketahui, katanya, pada tahun 2014, Pemerintah Indonesia mengeluarkan Peraturan Pemerintah tentang Kebijakan Energi Nasional yang menyatakan bahwa peran energi terbarukan dalam bauran energi pada 2025 paling sedikit 23 persen, dimana 8,3 persen berasal dari bioenergi.

Sedangkan pada RJPMN, target rasio elektrifikasi sebesar 96,6 persen pada 2019.

"Salah satu potensi energi terbarukan adalah limbah dari PKS (pabrik kelapa sawit) seperti POME sehingga perlu terus dikembangkan di perusahaan sawit BUMN maupun swasta,"katanya.

Menurut Unggul, Indonesia merupakan produsen CPO terbesar di dunia dimana tahun 2011 tercatat ada 600 PKS dengan potensi pembangkitan listrik dari POME itu hingga 800 MW.

"Diakui produksi biogas sudah dihasilkan sejumlah perusahaan sawit khususnya swasta.Dengan kerja sama dengan PTPN 5 diharapkan produksi biogas semakin banyak khususnya di usaha PTPN," katanya.

Kerja sama pengolahan POME menjadi biogas di PTPN 5 diharapkan terus berkembang termasuk ke PTPN lain yang penghasil sawit.

Direktur Operasional PTPN 5 Balaman Tarigan mengatakan, kerja sama pengolahan POME dengan BPPT menjadi biogas diharapkan semakin memberi kontribusi BUMN itu dalam penjagaan lingkungan yang sehat.

"Produksi biogas juga bisa membantu menekan kampanye negatif sawit dan tentunya akan bisa memberi keuntungan kepada perusahaan juga,"katanya.

Kepala Bagian Transformasi Bisnis PTPN 5, Asri Manius, menambahkan, untuk kerja sama dengan BPPT, total biogas yang akan dihasilkan mencapai 2,1 megawatt (MW).

"Untuk tahap awal, produksi biogasnya memang 0,1 MW. Limbah cair yang diolah dari PKS di Kampar, Riau," katanya.

Menurut dia, produksi energi itu untuk tahap awal disalurkan bagi kepentingan perusahaan yakni pabrik palm kernel oil (PKO).

Asri Manius, menjelaskan, sebelumnya PTPN 5 sudah memproduksi biogas pada 2010.

"Sejalan kerja sama dengan BPPT, PTPN 5 sedang menjajaki pembangunan pembangkit serupa sebesar 1 MW di Rokan Hulu.Pembangunan dengan skema BOT (Build, Operate, Transfer) 1 MW itu investasinya sekitar Rp30 miliar," katanya.

(E016/S025)

Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017