Brazzaville (ANTARA News) - Pasukan keamanan Republik Kongo telah membunuh sekitar 15 orang pemberontak selama operasi militer di wilayah Pool, yang merupakan kawasan pusat produksi minyak Afrika, kata pihak berwenang.

Daerah itu, markas pemimpin pemberontak Frederic Bintsamou, atau yang lebih dikenal sebagai Pastor Ntumi, telah menjadi lokasi operasi rutin dari petugas kepolisian, polisi militer dan tentara selama hampir satu tahun terakhir ini.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan pada Jumat, pasukan keamanan mengatakan bahwa mereka telah menargetkan kelompok yang berada di sekitar desa Rveille yang mereka percayai dipimpin oleh kepala staf militer pemberontak, Daniel Bayidikila Malonga.

Malonga berhasil lolos dalam bentrokan awal dan saat ini sedang dalam pengejaran, kata pernyataan itu menambahkan,

Pemerintah telah menuduh Pastor Ntumi, yang memimpin pemberontakan melawan Presiden Denis Sassou Nguesso selama dan setelah perang saudara pada 1997, sebagai aktor utama dalam serangan mematikan terhadap polisi, militer dan fasilitas umum pemerintah di ibu kota Brazzaville April lalu.

Kerusuhan itu terjadi setelah diadakannya pemilihan presiden, yang mana pihak oposisi menuduh pemerintah melakukan kecurangan.

Kerusuhan di wilayah Pool telah memaksa ribuan orang untuk mengungsi dari rumah mereka dan memicu tuduhan penyalahgunaan wewenang oleh pasukan pemerintah.

Amnesti Internasional menuduh pemerintah sengaja meledakkan bom di daerah pemukiman April lalu, dan menewaskan sedikitnya 30 orang.

Pemerintah telah membantah menargetkan warga sipil, sebut Reuters.

(KR-AMQ/G003)

Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017