Jakarta (ANTARA News)- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Senin sore, menguat mendekati level Rp8.800 per dolar AS menjadi Rp8.884/8.890 per dolar AS dibanding penutupan akhir pekan lalu Rp8.955/9.011 atau naik 71 poin. Pengamat Pasar uang, Farial Anwar, di Jakarta, mengatakan rupiah yang terus menguat karena mendapat dukungan pasar internal dan eksternal yang cukup kuat, dipicu pula oleh Bank Indonesia (BI) yang membiarkan mata uang lokal itu meningkat. BI membiarkan rupiah terus menguat dan membuat strategi baru untuk mengatasi, setelah melihat kuatnya dukungan pasar terhadap rupiah, katanya. Kenaikan rupiah itu, menurut dia terutama disebabkan merosotnya dolar AS terhadap yen dan membaiknya pasar saham regional yang dipicu oleh bursa Wall Street setelah keluarnya data penyerapan tenaga kerja AS yang menurun. Besarnya 'Foreign Capital inflows' (arus modal asing) yang masuk di pasar modal mengakibatkan indeks BEJ mencapai rekord baru di atas 2.000 poin memicu rupiah terus menguat hingga jauh dibawah level Rp9.000 per dolar AS, katanya. Otoritas moneter (BI) sebelumnya menyatakan akan membatasi pergerakan rupiah hingga mencapai Rp9.000 per dolar AS, namun kuatnya dukungan pasar baik internal maupun eksternal mengakibat BI membiarkan rupiah terus meningkat. Meski demikian, BI akan masuk pasar kembali apabila ada kesempatan untuk menahan pergerakan rupiah yang terus menguat sehingga posisinya kembali di level Rp9.000 per dolar AS, katanya. Mengenai dolar AS terhadap yen melemah, menurut dia, karena munculnya data lapangan kerja non pertanian yang diluar dugaan merosot hanya menyerap 88.000 orang pada April dari perkiraan sebelumnya 100.000. Padahal pada Maret 2007 penyerapan tenaga kerja mencapai 180.000 orang, ujarnya. Melemahnya data tersebut menekan dolar AS terhadap yen menjadi 120,05 dari sebelumnya 120,20, euro terhadap dolar AS stabil pada 1,3591. Sementata tingkat pengangguran di AS meningkat menjadi 4,5 persen pada April dari bulan sebelumnya 4,4 persen. Rupiah, menurut dia, cenderung terus menguat hingga mendekati level Rp8.800 per dolar AS sesuai dengan perkiraan sejumlah analis bahwa rupiah akan bisa mencapai level tersebut. Mata uang lokal itu sebenarnya sudah berada di level Rp8.800 per dolar AS, apabila Bank Indonesia (BI) tidak menghambat, karena ada pihak lainnya yang berkepentingan dirugikan, BI hanya menjaga stabilitas rupiah tidak merugikan salah satu pihak. Namun dukungan terhadap rupiah yang terus terjadi mengakibatkan BI untuk sementara membiarkannya dan pada saat nanti akan masuk pasar untuk segera melakukan intervensi, tuturnya. Rupiah, lanjutnya, selain itu juga mendapat dukungan dengan membaiknya pasar saham regional yang terpicu oleh membaiknya bursa Wall Street. Sejumlah indeks di Asia mengalami kenaikan, seperti indeks Nikkei meningkat sebesar 1,6 persen, indeks Kospi naik 0,6 persen, dan indeks SP/ASX 200, Australia bertambah 0,3 persen. Rupiah pada penutupan pasar nanti diperkirakan akan bisa mencapai level Rp8.800 per dolar AS bahkan melebihi, karena kuatnya dukungan pasar baik dari internal maupun eksternal. Namun pada saat ini, pemerintah sedang memfokuskan pada perombakan kabinet, namun reshuffle itu kemungkinan tidak akan banyak berpengaruh terhadap kegiatan perdagangan baik finansial maupun saham, demikian Farial. (*)

Copyright © ANTARA 2007