San Francisco, Amerika Serikat (ANTARA News) - Perusahaan layanan transportasi, Uber Technologies Inc, kembali diguncang masalah dengan keluarnya presiden mereka, Jeff Jones, seorang ahli pemasaran yang dipekerjakan untuk membantu menaikkan reputasi mereka.

Jones keluar kurang dari tujuh bulan setelah bergabung dengan perusahaan yang berkantor pusat di San Francisco itu, tulis Reuters mengutip juru bicara Uber.

Alasan ia keluar belum jelas namun sudah dipertanyakan sejak awal bulan ini ketika Uber mengeluarkan pengumuman mencari pejabat untuk membantu perusahaan itu bersama CEO Travis Kalanick.

"Kami ingin berterima kasih pada Jeff untuk enam bulan di perusahaan ini dan kami doakan yang terbaik," demikian bunyi keterangan tertulis Uber.

Jones bergabung dengan Uber sejak Agusutus lalu dan digadang menjadi Kalanick kedua. Ia bertugas mengatasi operasi global Uber, termasuk memimpin program, layanan lokal di tiap kota, pemasaran dan layanan pelanggan.

Sebelum Jones, eksekutif teknik Uber, Amit Singhal diminta mengundurkan diri menyusul dugaan pelecehan seksual saat ia bekerja di Google Alphabet Inc.

Awal bulan ini, Ed Baker, wakil presiden produk dan pertumbuhan Uber, juga peneliti keamanan Uber, Charlie Miller, meninggalkan perusahaan itu.

Uber beberapa waktu belakangan ini menghadapi serangkaian kontroversi sehingga menimbulkan pertanyaan bagaimana nasib perusahaan ini di tangan Kalanick.

Seorang mantan pegawai Uber bulan lalu membuat tulisan yang menyebutkan tempat kerja itu menganggap lazim untuk pelecehan seksual dan tidak dihukum.

Unggahan tersebut lalu diinvestigasi oleh mantan pegnacara kota AS Eric Holder.

Setelah itu, Bloomberg mengeluarkan video Kalanic memaki seorang pengemudi yang memprotes pemotongan tarif yang dibayarkan kepada para pengemudi, yang berbuntut permintaan maaf terbuka dari Kalanick.

Awal bulan ini, Uber membenarkan mereka menggunakan program rahasia bernama “Greyball”, yang akan mengubah tampilan aplikasi untuk pengendara tentu demi menghindari pihak berwenang di kota-kota yang melarang layanan itu.

Sejak itu, Uber melarang penggunaan Greyball untuk menargetkan pembuat kebijakan lokal.

Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017