Washington (ANTARA News) - Seorang lelaki asal Virginia yang menyebarkan ancaman bom di Gedung Putih, mengaku berkomunikasi secara telepatis dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.  Dia juga menyebut benda yang disebutnya bom itu adalah sebenarnya batu asteroid.

Sean Keoughan (29) asal Roanoke, ditangkap Sabtu pekan lalu setelah dia menghampiri pos pemeriksaan Gedung Putih dengan mengendarai Impala curian.

Saat itu dia keluar mobil Impala-nya dan berkata kepada agen-agen Secret Service bahwa ada bom di mobilnya.

"Ada bom di truk itu. Ini ngetes," kata dia sebelum kemudian diborgol pihak berwajib.

Keoughan mengaku mempunyai tas berisis asteroid. Dia mengaku Trump telah menyuruhnya berkata kepada Secret Service bahwa dia membawa bom.

Keoughan mengaku selalu berhubungan dengan Trump lewat telepati yang lewat ini dia berkoar-koar telah berkomunikasi dengan para pejabat teras, Secret Service dan pasukan elite angkatan darat AS Delta Force.

Keoughan juga mengaku pernah mendapatkan perawatan kejiwaan dan telah menenggak segala obat. Dari dokumen pengadilan, lelaki ini pernah dua kali berusaha bunuh diri, salah satunya lewar overdosis narkoba.

Keoughan dituduh dengan pasal ancaman dan menyebarkan informasi palsu mengenai bom. Jika terbukti dia bisa dipenjara sampai 10 tahun.

Sejak Trump berkuasa, beberapa orang telah mencoba meneror Gedung Putih.

William Rawlinson (58) dari Silver Spring, Maryland, juga ditahan pada hari yang sama dengan ditangkapnya Keoughan. Orang satu ini ditangkap karena hendak melintasi barikade keamanan Gedung Putih.

10 Maret lalu, lelaki berusia 26 tahun bernama Jonathan Tran dari Milpitas, California, ditangkap karena hendak menaiki pagar Gedung Putih, demikian Reuters.


Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017