Jakarta (ANTARA News) - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam "roadshow" investasi ke Eropa menyempatkan diri menggelar promosi investasi dan mambangun citra positif iklim investasi Indonesia kepada investor di Denmark dan Prancis.

Melalui siaran pers di Jakarta, Rabu, disebutkan bahwa pada 21 Maret lalu, BKPM bekerjasama dengan KBRI Kopenhagen dan Kedutaan Besar Prancis di Jakarta menyelenggarakan serangkaian kegiatan kunjungan kerja promosi investasi di Kopenhagen, Denmark.

Pada kunjungan tersebut, Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong melakukan pertemuan dengan beberapa perusahaan terkemuka asal Denmark antara lain ECCO (industri sepatu), Vestas (produsen turbin angin), Maersk (logistik) dan Novo Nordisk (farmasi).

Thomas juga melakukan pertemuan dengan Menteri Industri, Bisnis dan Keuangan Denmark Brian Mikkelsen untuk membahas potensi investasi Indonesia pengembangan ekonomi digital di tanah air.

Pada pertemuan tersebut, pihak Denmark menyampaikan minat perusahaan-perusahaan mereka untuk berinvestasi dan melakukan ekspansi bisnis di Indonesia serta rencana-rencana untuk menindaklanjuti minat tersebut.

Thomas menyampaikan apresiasinya atas minat-minat tersebut dan menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia akan terus melakukan perbaikan terhadap hal-hal yang dianggap menghambat investasi, yaitu regulasi, perpajakan, kurangnya tenaga terampil, pertanahan, dan kurangnya infrastruktur.

Sebelumnya, pada tanggal 17 Maret lalu, BKPM juga menyelenggarakan kegiatan kunjungan kerja promosi investasi di Paris, Perancis.

Pada kunjungan tersebut, Thomas melakukan pertemuan dengan Mouvement des entreprises de France (MEDEF), dan berpartisipasi pada Economic Cooperation and Development (OECD) Informal Reflection Group on Indonesia.

Dalam pertemuan dengan MEDEF, Thomas diterima oleh Philippe Louis-Dreyfus, Chairman of the France-Indonesia Business Council of MEDEF International beserta sekitar tiga puluh pimpinan perusahaan anggotanya.

Pihak MEDEF menyampaikan minat perusahaan-perusahaan asal Perancis untuk berinvestasi dan melakukan ekspansi bisnis di Indonesia serta rencana-rencana untuk menindaklanjuti minat tersebut.

Menanggapi minat tersebut, Thomas menyampaikan apresiasinya atas minat-minat tersebut dan menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia akan terus melakukan perbaikan terhadap hal-hal yang dianggap menghambat investasi, yaitu regulasi, perpajakan, kurangnya tenaga terampil, pertanahan, dan kurangnya infrastruktur.

Ia juga melakukan pertemuan "one-on-one" dengan beberapa perusahaan asal Perancis, di antaranya pada sektor maritim, kedirgantaraan, logistik, industri makanan, dan energi.

Kegiatan OECD Informal Reflection Group on Indonesia dihadiri oleh Douglas Frantz, Deputy Secretary General OECD bersama petinggi OECD lainnya serta tiga puluhan perwakilan negara anggota, di antaranya dari Portugal, Australia, Belgia, Italia, Jepang, dan Korea Selatan.

Pada kegiatan tersebut, Thomaa menyampaikan gambaran umum iklim investasi di Indonesia yang dipersepsikan paling aman, stabil, dan reformis, komitmen pemerintah Indonesia untuk mengaliihkan subsidi untuk membangun infrastruktur, serta fokus untuk memajukan destinasi-destinasi wisata di Indonesia.

(A062/B012)

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017