Kudus, Jawa Tengah (ANTARA News) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengajak swasta dan universitas untuk mengembangkan sekolah kejuruan atau jurusan pelayaran, mengingat saat ini Indonesia masih kekurangan tenaga ahli yang kompeten untuk mengembangkan kemaritiman di dalam negeri.

"Sebagai negara kemaritiman yang sangat luas, kita masih kekurangan tenaga nakhoda maupun pengelola pelayaran yang bersertifikat internasional sehingga masih dibutuhkan sekolah kejuruan pelayaran," kata Menteri Perhubungan Budi Karya kepada pers di Kudus, Jawa Tengah, Kamis.

Hal tersebut disampaikan usai dirinya menghadiri penyerahan sertifikasi persetujuan dari Kementerian Perhubungan kepada SMK Wisudha Karya yang memenuhi persyaratan ketat "Standards of Training, Certification and Watchkeeping" (STCW) 2010 dari Organisasi Maritim Internasional(IMO).

SMK Wisudha Karya menjadi salah satu dari tiga sekolah menengah kejuruan maritim di Indonesia yang mendapatkan sertifikat tersebut.

Dengan sertifikasi ini, lulusannya akan diberikan lisensi sebagai perwira kapal untuk bekerja di atas kapal niaga di dalam maupun luar negeri.

Dikatakan menhub, pemerintah memiliki kemampuan terbatas dalam mendirikan sekolah kejuruan pelayaran sehingga mengajak swasta dan universitas untuk bersama-sama mencetak tenaga maritim yang andal dalam menangani pelayaran nasional.

Budi mengakui, saat ini Indonesia masih kekurangan memiliki nakhoda yang berserifikat internasional sehingga perlu mendidik sebanyak mungkin.

"Kalau nakhoda yang bekerja di kapal internasional semuanya sudah bersertifikat tapi untuk yang lain menjalankan pelayaran nasional masih kurang," ucapnya.

Kondisi seperti itu, kata Budi, tak bisa dibiarkan dan harus mampu mencetak pengelola dan nakoda pelayaran yang bersertifikat internasional.

"Kemenhub akan memberi ruang kepada swasta untuk mengembanagkan sekolah vokasi pelayaran," imbuhnya.

Program Director Djarum Foundation Primadi Serad mengatakan, pihaknya akan terus memberikan dukungan terhadap industri maritim di Indonesia dengan menggandeng negara lain dalam menyediakan peralatan berstandar internasional.

"Dengan diperolehnya sertifikasi dari Kementerian Perhubungan, kami yakin lulusan sekolah ini akan sangat dicari oleh perusahaan-perusahaan mapan yang menghargai pengetahuan dan pelatihan yang mereka terima," ucapnya.

Primadi menambahkan, dengan kompetensi lebih yang dimiliki para taruna, mereka bisa mendapatkan kesempatan yang lebih baik dalam meniti karir sebagai pelaut profesional.

Djarum Foundation dan perusahaan swasta Jepang mendukung pembelian "Kongsberg K-Sim Navigation Simulator" dari Norwegia untuk taruna yang menekuni bidang Nautika Kapal Niaga.

Saat ini, SMK Wisudha Karya menjadi satu-satunya sekolah menengah kejuruan di Indonesia yang memiliki peralatan canggih Class "A Full Mission Bridge Simulator" tersebut.

Lulusan dari paket keahlian Nautika Kapal Niaga ini akan diberikan sertifikasi Ahli Nautika Tingkat IV, atau "Deck Officer Class IV certificate".

(A025/C004)

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017