Jakarta (Antara) - Komitmen PT Semen Indonesia (Persero), Tbk dan anak-anak usahanya dalam beroperasi secara green dan melaksanakan konservasi pascatambang tak perlu diragukan lagi. Seperti  halnya PT Semen Padang yang sukses meraih proper hijau pada 2016 karena telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan  peraturan (beyond compliance).

Perusahaan semen pertama di Indonesia ini juga jadi rujukan dalam konservasi pascatambang, dengan pengelolaan bekas tambang tanah liat (clay) jadi area konservasi flora dan fauna yang dihuni 293 jenis flora dan 47 jenis fauna.

“Dalam pengelolaan lingkungan hidup, Semen Padang sudah baik. Hal itu dibuktikan dengan komitmen perusahaan mengatasi polusi air, dan udara yang dari tahun ke tahun memperlihatkan perkembangan yang baik,” kata Ketua Forum Nagari Indarung, H.Darmansyah Siroen di Padang.

Perusahaan ini, di mata tokoh masyarakat Kecamatan Lubukkilangan, Kota Padang itu, juga  berhasil dalam pengelolaan lahan pascatambang. Hal ini dengan keberadaan Taman Reklamasi Indarung yang saat ini ditetapkan sebagai area konservasi Flora dan Fauna PT Semen Padang merupakan lahan bekas tambang tanah liat, salah satu bahan baku pembuatan semen.

Baca juga: (Konservasi dan hutan lindung sumber kehidupan)

Dalam pelaksanaan tanggung jawab sosial, Darmansyah Siroen menilai PT Semen Padang juga menonjol. Melalui kerjasama dengan Forum Nagari, sebagai  wadah perhimpunan Lembaga-lembaga Sosial Ekonomi Masyarakat, Kerapatan Adat Nagari dan pemangku kepentingan, perusahaan itu sejak 2015 telah menyalurkan dana Bina Lingkungan kepada masyarakat yang terus meningkat. Dari 9 kelurahan yang telah terbentuk forum nagari yakni tujuh di Kecamatan  Lubukkilangan Kota Padang, dan 2 di  Kecamatan Pauh, pada 2017 ini PT Semen Padang mengalokasikan Rp350 juta per kelurahan.

Hal senada disampaikan Wakil Ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN) Lubukkilangan, Kota Padang, Sumatera Barat,  Asril Adjis. Menurut dia, PT Semen Padang sudah sangat baik dalam pengelolaan lingkungan hidup dan perhatian pada lingkungan melalui program CSR.

“Kami melihat perusahaan sudah serius dalam  pengendalian pencemaran  lingkungan dari operasional pabrik-pabriknya,” kata Asril.

Terkait kontribusi  pada daerah, ia menilai sebagai kebangaan masyarakat Sumbar PT Semen Padang telah menjadi penggerak perekonomian Sumbar.

Baca juga: (Mengenal kawasan konservasi lewat aplikasi Marine Buddies WWF )

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumbar Asrizal Asnan mengatakan, pencapaian peringkat proper hijau yang didapatkan PT Semen Padang dan perusahaan lainnya, adalah kerja keras yang patut  dicontoh bagi perusahaan-perusahaan di Sumatera Barat.

Peringkat hijau yang diraih Semen Padang menunjukkan bahwa perusahaan itu tidak hanya taat tetapi juga sudah melakukan upaya melebihi ketaatan. Dengan penggunaan teknologi Waste Heat Recovery Power Generation (WHPRG) Semen Padang telah memanfaatkan panas yang terbuang dari pabriknya menjadi energy.

PT. Semen Padang juga memanfaatkan limbah B3  sebagai substitusi bahan baku maupun operasional pabrik yang itu artinya telah membantu mengurangi beban pemrintah mengendalikan pencemaran limbah B3 yang dibuang lingkungan.

“PT. Semen Padang telah melakukan upaya reklamasi dalam bentuk penghijauan, taman dan sarana olah raga yang hijau dan dikelilingi  revegetasi yang cukup padat. Pada lahan bekas tambang tersebut juga dilakukan pengembangan tanaman endemik Sumatera Barat,” katanya.

Baca juga: ("Lampu hijau" untuk geothermal di kawasan konservasi)

Dirut PT Semen Padang Benny Wendry mengatakan, dalam operasinya pihaknya sangat memperhatikan pengelolaan lingkungan.  Hal ini sejalan dengan visi perusahaan,

“Menjadi perusahaan persemenan yang andal, unggul dan berwawasan lingkungan di Indonesia bagian barat dan Asia Tenggara.”

Berbagai program dilakukan perusahaan agar kinerja pengelolaan lingkungannya semakin baik dari waktu ke waktu. Kegiatan itu antara lain, PT Semen Padang merupakan pabrik semen pertama di Indonesia yang melakukan inovasi dalam efisiensi energi dengan memanfaatkan gas panas yang terbuang dari proses produksi untuk membangkitkan tenaga listrik melalui Pembangkit Listrik Tenaga Gas Panas Buang (Waste Heat Recovery Power Generation – WHRPG) yang diresmikan pada bulan Oktober 2011.

Dalam upaya membantu mengatasi masalah penanganan limbah B3, PT Semen Padang memiliki program inovasi konservasi yang sudah diimplementasikan dan berhasil, yaitu Pemanfaatan Limbah B3 dan Non B3 sebagai bahan baku dan bahan bakar alternatif. Dari aktifitas tersebut, keuntungan yang diperoleh antara lain: pengurangan pemakaian sumber daya alam, penghematan bahan baku & bahan bakar sebesar 1% dari total penggunaan.

Terkait Taman Reklamasi belas tambang tanah clay, Benny menjelaskan bahwa hal itu menjadi bagian ketaatan perusahaan melakukan reklamasi pascatambang.

Menurut Benny, area bekas tambang tanah clay  seluas ±90 Ha tersebut direklamasi semenjak tahun 1993 untuk dijadikan sarana olahraga. Namun fungsi taman reklamasi tersebut bukan hanya sebagai sarana olah raga tetapi juga berfungsi sebagai area konservasi tumbuhan dan hewan karena sebagian area reklamasi tersebut juga ditanami berbagai macam tanaman dan juga ada yang tumbuh sendiri secara alami.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap flora dan fauna yang berada di area Taman Reklamasi Indarung, terdapat 293 jenis flora/tumbuhan dan 47 jenis fauna/hewan. Dari 293 jenis flora tersebut, terdapat ± 6 jenis tanaman yang tergolong dilindungi oleh Undang-undang.

Baca juga: (Ratusan penyu dilepas menjaga konservasi keragaman hayati)

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2017