Manado (ANTARA News) - Kepala Stasiun Geofisika Manado, Sulawesi Utara Irwan Slamet menyebutkan gempa yang terjadi di Timur Laut Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) akibat subduksi Lempeng Maluku Utara ke bawah Lempeng Sangihe.

"Ini menyebabkan terjadinya deformasi/patahan batuan berupa patahan naik pada kedalaman 117 kilometer. Hingga laporan disusun pada pukul 11.00 WIB hasil monitoring BMKG menunjukkan belum terjadi aktivitas gempa bumi susulan," kata Irwan mengutip Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Drs Moch Riyadi MSi, Rabu.

Gempa bumi tektonik mengguncang wilayah Kabupaten Kepulauan Sitaro pukul 10:30:26 WIB dengan kekuatan Magnitude=5,3.

Episenter terletak pada koordinat 2,73 LU dan 126,07 BT tepatnya di laut pada jarak 84 kilometer arah Timur Laut Kabupaten Kepulauan Sitaro pada kedalaman 117 kilometer.

Irwan menjelaskan, peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG menunjukkan wilayah Kabupaten Kepulauan Sitaro Maluku Utara, Melonguane, Manado, dan Bitung berpotensi mengalami guncangan dalam skala intensitas II SIG BMKG atau III-IV MMI.

Hal ini sesuai dengan laporan masyarakat bahwa gempa tersebut dirasakan di Sangihe II SIG-BMKG (III-IV MMI), Bitung II SIG-BMKG (II-III MMI), Ternate I SIG-BMKG (II MMI).

Deskripsi gempa bumi dengan skala intensitas II SIG-BMKG menunjukkan bahwa guncangan dirasakan oleh orang banyak namun tidak menimbulkan kerusakan.

Gempa di kabupaten kepulauan tersebut termasuk dalam klasifikasi berkedalaman menengah.

Selanjutnya menurut dia, hasil pemodelan tsunami yang dilakukan BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.

"Warga di pesisir Kabupaten Kepulauan Sitaro diimbau tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," ajaknya.

(T.K011/G004)

Pewarta: Karel A Polakitan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017